kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Mayora revisi target jadi hanya tumbuh 16%


Senin, 31 Juli 2017 / 15:24 WIB
Bank Mayora revisi target jadi hanya tumbuh 16%


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Daya beli masyarakat susut, sejumlah bank memangkas target bisnis di semester II. Tak terkecuali PT Bank Mayora.

Bank Mayora menyatakan perseroan telah melakukan revisi rencana bisnis bank (RBB) di tahun 2017. Direktur Utama bank Mayora Irfanto Oeij pihaknya melakukan revisi target kredit dari semula 23% menjadi 16%.

Irfanto mengatakan, untuk mencapai target tersebut pihaknya harus menyalurkan kredit sedikitnya Rp 600 miliar.

"Dari total kredit, terbagi menjadi komersial 90% dan non komersial 10% (konsumer, UMKM)," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (31/7).

Untuk mendorong target pertumbuhan tersebut, pihaknya juga telah menjalin kerjasama dengan PT Great Eastern Life Indonesia dan PT Summarecon Agung Tbk.

"Kami tidak mau hanya fokus di kredit komersial, tapi juga di konsumer khususnya KPR (kredit pemilikan rumah)," imbuhnya.

Lebih lanjut, bank milik grup Mayora ini berencana untuk menekan porsi kredit komersial sebesar 90% menjadi 80%.

Hanya saja, Irfanto menyebut rencana tersebut akan dilakukan bertahap mengingat daya beli masyarakat masih rendah.

Sebagai informasi saja, berdasarkan laporan keuangan bulan Juni 2017, bank Mayora masih mencatat pertumbuhan negatif.

Kredit perseroan turun 4,94% dari Rp 3,64 triliun di bulan Juni 2016 menjadi Rp 3,46 triliun per akhir Juni 2017.

Selain kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat menurun 2,88% secara year on year (yoy) menjadi Rp 4,17 triliun.

Perlambatan kinerja perseroan juga tercermin dari perolehan laba bersih yang turun drastis menjadi Rp 15,04 miliar atau negatif 41,56%.

Irfanto mengatakan, penurunan kinerja ini dikarenakan masih belum membaiknya ekonomi khususnya industri perbankan.

"Semester I sektor infrastruktur yang tumbuh, di luar itu tidak signifikan. Di semester II kami akan masuk ke sektor penunjang infrastruktur," pungkasnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×