kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank menengah masih andalkan dana mahal untuk memupuk DPK


Minggu, 17 November 2019 / 20:28 WIB
Bank menengah masih andalkan dana mahal untuk memupuk DPK
ILUSTRASI. Nasabah terlihat di dekat pintu?kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) di Jakarta, Selasa (3/7). Bank menengah masih andalkan dana mahal untuk memupuk DPK. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

Nah, guna menekan biaya dana tersebut, Nixon bilang mulai 2020 mendatang perseroan juga bakal mengubah fokus penghimpunan dana lebih mengarah e segmen ritel, alih-alih ke institusional. “75% simpanan kami berasal dari institusional yang bunganya bisa lebih tinggi 1%-2% dibandingkan ritel. Ini yang bikin biaya dana kami besar,” kata Nixon belum lama ini.

Sedangkan di kelas BUKU 2 ada PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) juga mengalami hal serupa. Rasio dana mahal perseroan mendominasi DPK. Per September 2019, dana mahal perseroan mencapai Rp 15,03 triliun atau setara 75,69% (yoy) dari total DPK senilai Rp 19,86 triliun.

Secara total DPK perseroan juga tumbuh pesat sebesar 27,22% (yoy), namun simpanan deposito pula yang menopang pertumbuhan sebesar 40,37% (yoy), sementara giro tumbuh 5,88% (yoy), dan tabungan negatif 6,18% (yoy).

Meski demikian, Perwakilan manajemen sekaligus tim analis Bank Woori Rully Nova masih optimistis bisa mengejar target untuk menghimpun dana murah hingga 30% sampai akhir tahun ini.

Baca Juga: Siap implementasi Qanun LKS, BNI Syariah dan BNI bentuk tim khusus

“Guna meningkatkan dana murah kami akan meningkatkan aktivitas marketing untuk nasabah kredit existing dan niche market. Dan akan lebih intensif meluncurkan produk-produk baru guna memenuhi kebutuhan nasabah,” katanya kepada Kontan.co.id.

Di kelas BUKU 2 lainnya, ada PT Bank Sahabat Sampoerna yang justru berhasil menekan rasio dana mahalnya. Per September 2019 dana mahal perseroan mencapai Rp 7,64 triliun atau setara 80,12% dari total DPK senilai Rp 9,54 trilun.

Sementara pada September 2018 lalu, simpanan deposito perseroan mencapai Rp 6,64 triliun atau setara 85,38% dari total DPK senilai Rp 7,78 triliun.

Untuk mempertahankan pertumbuhan dana murahnya, perseroan juga bakal meluncurkan platform mobile banking pada akhir tahun mendatang. Adapula strategi untuk mengakuisuisi nasabah baru yang dilakukan perseroan dengan menggandeng PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang dapat membuka rekening tabungan di gerai Alfamart, dan Alfamidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×