kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.731   21,00   0,13%
  • IDX 8.396   29,60   0,35%
  • KOMPAS100 1.164   4,97   0,43%
  • LQ45 848   5,41   0,64%
  • ISSI 292   1,06   0,36%
  • IDX30 447   4,56   1,03%
  • IDXHIDIV20 514   3,87   0,76%
  • IDX80 131   0,50   0,38%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 141   1,28   0,92%

Bank Muamalat Targetkan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Bisa Tercapai Akhir 2025


Rabu, 12 November 2025 / 14:09 WIB
Bank Muamalat Targetkan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Bisa Tercapai Akhir 2025
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk di Jakarta. Bank Muamalat mencatatkan pembengkakan kredit macet dari 2,95% pada September 2024 menjadi 4,26% pada September 2025.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Muamalat mencatatkan pembengkakan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) atau kredit macet dari 2,95% pada September 2024 menjadi 4,26% pada September 2025.

Hayunaji, Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Indonesia menjelaskan, peningkatan NPF di periode tersebut terjadi seiring masih berlangsungnya proses penyelesaian pembiayaan bermasalah dari beberapa nasabah korporasi.

“Saat ini, Bank Muamalat masih terus melakukan upaya-upaya penyelesaian pembiayaan yang bermasalah. Kami berharap strategi dan upaya-upaya tersebut dapat selesai pada kuartal IV 2025, sehingga akan berpengaruh pada perbaikan nilai NPF Bank Muamalat,” kata Hayunaji kepada kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Adapun segmen korporasi menjadi penyumbang terbesar terhadap kenaikan NPF Bank Muamalat. Kondisi ini dipengaruhi oleh dua faktor utama.

Baca Juga: BSI Resmi Kantongi Izin Jasa Simpanan Emas

“Pertama, adanya pelunasan pembiayaan oleh nasabah korporasi besar. Kedua, masih berlangsungnya proses penyelesaian pembiayaan bermasalah untuk nasabah dengan nilai pembiayaan besar,” ungkap Hayunaji.

Meski demikian, pihaknya optimistis rasio tersebut dapat kembali turun pada akhir tahun seiring percepatan penyelesaian sejumlah pembiayaan bermasalah.

Bank Muamalat menargetkan penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat terealisasi secara signifikan pada akhir tahun ini. Dengan demikian, rasio NPF diharapkan dapat kembali ke level yang sama seperti posisi akhir 2024.

“Kami memproyeksikan penyelesaian pembiayaan bermasalah yang signifikan dapat dilakukan pada akhir tahun ini. Sehingga kami berharap NPF akan kembali membaik pada level yang sama dengan posisi akhir 2024,” jelasnya.

Untuk menjaga kualitas aset ke depan, Bank Muamalat menyiapkan sejumlah langkah strategis. Pertama, fokus menyalurkan pembiayaan baru ke segmen ritel yang memiliki kualitas baik dan jaminan memadai.

“Salah satu fokus kami adalah pembiayaan ritel seperti Solusi Emas Hijrah, yang memiliki kualitas baik, pricing kompetitif, dan coverage jaminan yang kuat,” paparnya.

Selain itu, pembiayaan korporasi tetap akan dilakukan secara selektif dengan risiko yang terukur dan dapat diterima untuk menjaga keseimbangan portofolio pembiayaan baru.

Langkah berikutnya adalah memperketat monitoring terhadap nasabah dengan status lancar, terutama yang menunjukkan penurunan kemampuan usaha. Bank juga akan melakukan restrukturisasi bagi nasabah yang mengalami penurunan kemampuan bayar.

“Di sisi lain, penyelesaian pembiayaan bermasalah juga terus dilakukan melalui berbagai cara, seperti pelunasan sukarela, lelang jaminan, penjualan pembiayaan kepada investor, serta langkah litigasi yang lebih agresif,” kata Hayunaji.

Dengan strategi tersebut, pihaknya optimistis mampu memperbaiki kualitas aset sekaligus menjaga rasio NPF tetap terkendali hingga akhir tahun.

Baca Juga: AgenBRILink Dorong Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Jadi Penggerak Ekonomi Desa

Selanjutnya: Pegadaian Kelola 129 Ton Emas hingga Oktober 2025

Menarik Dibaca: Masuk ke Dunia Wicked: For Good, Airbnb Ajak Tamu Menginap di Elphaba’s Retreat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×