kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank optimistis kredit UKM bakal tumbuh


Selasa, 20 Maret 2018 / 12:02 WIB
Bank optimistis kredit UKM bakal tumbuh
ILUSTRASI. UKM


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank optimistis kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan komersial di tahun ini akan bertumbuh. Proyeksi ini merujuk ke optimisme membaiknya kondisi ekonomi di tahun ini. Imbas dari perekonomian yang membaik, tentunya, kredit UMKM ikut terdorong.

Salah satu bank yang optimistis itu adalah PT Bank Mayapada Internasional Tbk misalnya. Mayapada menargetkan kredit komersial dan UKM naik 17%–18% di tahun ini. Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur PT Bank Mayapada mengatakan, sesuai rencana bisnis bank (RBB) yang disusun tahun ini, seluruh segmen termasuk komersial dan UKM diproyeksikan tumbuh 17%–18%.

"Strategi untuk mencapai target tersebut adalah menggunakan channel distribution yang sudah ada saat ini," kata Haryono, Senin (19/3).

Namun sejauh ini, pertumbuhan kredit pada kuartal I tahun ini diakui Haryono masih agak lamban. Namun, ia menilai itu wajar karena merupakan siklus tahunan.

Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memprediksi kredit usaha kecil akan tumbuh sebesar 5% secara tahunan atau year on year (yoy). Bambang Setiatmojo, GM Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI mengatakan, pertumbuhan ini akan didorong oleh meningkatnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Sampai Februari 2018 penyaluran KUR BNI telah mencapai Rp 3 triliun," kata Bambang, Senin (19/3).

Penurunan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) oleh pemerintah dinilai bankir sebagai momentum untuk mempercepat pertumbuhan kredit. Pada 2017, kredit usaha kecil BNI mencapai Rp 56,5 triliun, tumbuh 11,4% secara tahunan. Sementara rasio non performing loan (NPL) terjaga di level 2,74%.

Sekadar informasi, berdasarkan riset Mandiri Sekuritas yang terbit Rabu (14/3), pada 2017 dua segmen kredit ini yaitu bisnis komersial dan UKM menjadi penyebab rendahnya pertumbuhan kredit pada 2017.

Dalam riset ini Tjandra Lienandjaja, Priscilla Thany dan Silvony Gatherie mencatat penyaluran kredit segmen komersial dan UKM merupakan yang terendah dibandingkan sektor lain. Penyebabnya karena ekonomi Indonesia masih tergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan investasi. Porsi kedua segmen ini turun 0,8% pada tahun lalu menjadi hanya 30,4% dari tahun sebelumnya.

Dari 11 bank yang disurvei, beberapa bank yang mengalami penurunan porsi kredit segmen ini adalah Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Panin dan Bank Tabungan Negara (BTN). Sementara bank lainnya masih mencatat kenaikan porsi kredit dibandingkan sebelumnya. Penurunan segmen ini di dua bank besar yaitu Bank Mandiri dan BCA membuat porsi kredit ini menjadi turun secara industri. Sebanyak 11 bank ini mencatat porsi kredit komersial dan UKM rata-rata 30% dari total kredit. Porsi ini turun dari posisi 2016 lalu yang sebesar 31,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×