Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perlahan, sejumlah bank kelas menengah merealisasikan rencananya untuk memperkuat permodalan dan ekspansi bisnis pada 2017. Di awal tahun, dua bank sudah memproses penerbitan saham baru (rights issue) maupun obligasi.
Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, salah satu bank yang memastikan diri mencari dana segar dari pasar modal yakni Bank Permata. Irwan bilang, bank berkode saham BNLI ini akan menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp 1,5 triliun.
"Obligasi ini seiring dengan rencana rights issue yang juga dilakukan pada 2017 sebesar Rp 1,5 triliun," ujar Irwan, Rabu (19/1).
Catatan saja, total penambahan modal yang dilakukan oleh Bank Permata dari 2016 sampai 2017 mencapai sebesar Rp 9 triliun. Sayangnya, manajemen Bank Permata masih enggan buka-bukaan soal rencana pendanaan ini.
Sebagai gambaran, rasio permodalan (CAR) Bank Permata pada akhir kuartal III-2016 sebesar 19,3%. Selain Bank Permata, tercatat ada BRI Agro yang berencana memburu dana segar lewat dua instrumen sekaligus yakni penerbitan rights issue dan obligasi pada 2017.
I Komang Sudiarja, Direktur Utama BRI Agro mengatakan, pihaknya melakukan rights issue untuk menambah modal. "Jumlah dana rights issue pada 2017 ini adalah sebesar Rp 1 triliun," ujar Komang, kemarin.
Selain rights issue, BRI Agro akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 500 miliar. Kedua aksi korporasi ini untuk menambah modal agar bisa naik menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) III atau bermodal inti minimal Rp 5 triliun.
Saat ini, modal inti BRI Agro Rp 1,94 triliun. Dengan target naik BUKU III, bank ini harus menambah modal lagi melalui rights issue minimal Rp 2 triliun di 2018.
Pada 2016 lalu, BRI Agro mencatat kenaikan kredit sebesar 30% secara tahunan. Kenaikan kredit ini utamanya didorong dari sektor perkebunan.
Juragan baru
Demi mempertebal modal, tak sedikit bank yang menggandeng investor alias juragan baru. Kedatangan investor baru ini melalui rights issue.
Misalnya saja Bank Permata yang diterpa kabar bahwa sebagian sahamnya diborong oleh miliarder pemilik Grup Mayapada Dato Tahir. Ada pula Bank Ina Perdana yang bakal menerbitkan saham baru mencapai Rp 703,05 miliar di tahun ini.
Target ini dari rencana penerbitan sebanyak-banyaknya 2,93 miliar saham baru di harga Rp 240 per saham. Bank Ina menggelar rights issue sesaat setelah Grup Salim membeli 29,02% saham Bank Ina pekan pertama Januari 2017.
Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina sebelumnya bilang, masuknya investor baru akan memperkuat modal. Tambahan dana segar sekitar Rp 703 miliar akan menggemukkan modal Bank Ina hingga naik kelas menjadi kelompok BUKU II.
Bank Bukopin juga menargetkan perolehan dana Rp 2 triliun-Rp 3 triliun lewat masuknya investor baru melalui rencana rights issue.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News