kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.498.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.869   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.192   -4,06   -0,06%
  • KOMPAS100 1.106   -0,50   -0,05%
  • LQ45 877   0,27   0,03%
  • ISSI 220   -0,70   -0,32%
  • IDX30 449   -0,14   -0,03%
  • IDXHIDIV20 540   -0,97   -0,18%
  • IDX80 127   -0,10   -0,08%
  • IDXV30 135   -0,14   -0,10%
  • IDXQ30 149   0,00   0,00%

Bank Ramai Merambah ke Bisnis Paylater, Bisnis Kartu Kredit akan Ditinggalkan?


Rabu, 17 Juli 2024 / 19:21 WIB
Bank Ramai Merambah ke Bisnis Paylater, Bisnis Kartu Kredit akan Ditinggalkan?
ILUSTRASI. Konsumen melakukan pembayaran dengan kartu kredit?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan bisnis buy now pay later (BNPL) atau paylater kini semakin ketat. Banyak perbankan berencana untuk merambah bisnis paylater. Seperti PT Bank Negara Indonesia (BNI), PT Bank CIMB Niaga, dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang berencana akan masuk ke bisnis ini. Menyusul PT Bank Central Asia (BCA) juga PT Bank Mandiri yang telah lebih dulu masuk ke bisnis ini sejak akhir 2023 lalu.

BNI disebut akan menyalurkan pinjaman paylater lewat skema channeling dengan menggandeng Shopee Paylater. Kerja sama channeling ini dinilai lebih efisien dibandingkan dengan menyalurkan pinjaman secara mandiri. Pasalnya, jumlah penyaluran pembiayaan melalui BNPL terbilang kecil. Dalam kerja sama dengan Shopee Paylater, BNI akan melakukan proses penyaluran dana kepada nasabah Shopee.

Di sisi lain, bisnis kartu kredit bank dihadapkan pada kompetisi yang sengit dengan hadirnya layanan paylater.

Baca Juga: Transaksi Digital Banking Tumbuh 34,49% YoY Pada Kuartal II-2024

Perkembangan nilai transaksi kartu kredit BNI sendiri hingga kuartal II-2024 ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Nilai Volume transaksi kartu kredit BNI hingga kuartal II-2024 mengalami pertumbuhan sekitar 10% secara tahunan atau year on year (YoY).

GM Divisi Bisnis Kartu BNI Grace Situmeang mengatakan, pertumbuhan ini didorong dari peningkatan transaksi kartu kredit terutama di sektor travel dan transportasi.

Grace menilai, kehadiran Paylater sendiri tidak berimpact secara langsung bagi bisnis kartu kredit, karena kartu kredit dan paylater memiliki segment dan pasar yang berbeda.

"Sehingga keduanya bukanlah menjadi ancaman satu sama lain, namun dapat berjalan bersama-sama sebagai payment solution bagi transaksi nasabah," kata Grace kepada Kontan.co.id, Rabu (17/7).

BNI menerapkan bunga pada kartu kredit sebesar 1,75% per bulan. Hal itu disebut Grace mengacu kepada ketentuan regulator. 

Menurutnya, dengan beberapa fokus strategi yang akan dijalankan pada semester II-2024, seperti peningkatan customer base dari akuisisi kartu kredit baru, penyediaan program dan fiture layanan kartu kredit yang menarik dan benefit lainnya, nilai transaksi BNI kartu kredit sampai dengan akhir tahun 2024 diproyeksikan dapat tumbuh sekitar 15% YoY.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang lebih dulu masuk ke bisnis paylater mencatatkan jumlah pengguna produk buy now pay later (BNPL) per Mei 2024, mencapai 110.000 nasabah. Jumlah ini tumbuh  108% dibandingkan posisi per Desember 2023. 

Adapun secara outstanding telah mencapai Rp 223 miliar per Mei 2024, tumbuh 94% dibandingkan posisi Desember 2023. 

"Hal tersebut menunjukkan animo yang besar dari nasabah terhadap produk tersebut," kata Santoso Liem.

Paylater BCA memiliki limit kredit hingga Rp 20 juta dengan suku bunga cicilan kompetitif dari 0% per bulan untuk 1 dan 3 bulan; serta 1,25% per bulan untuk 6 dan 12 bulan berlaku hingga September 2024. Nasabah BCA dapat memanfaatkan fitur ini sebagai alternatif untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS minimal Rp 100.000.

Baca Juga: Bank Digital Ramai-ramai Gelar Aksi Korporasi Tahun Ini

Di sisi lain, di tengah tingginya minat masyarakat terhadap produk Paylater, pihaknya masih melihat besarnya animo nasabah dalam menggunakan kartu kredit. 

"Kami menilai Paylater sebagai produk yang saling melengkapi dengan kartu kredit. BCA telah menyediakan produk Paylater sebagai bentuk komitmen kami memberikan layanan terbaik kepada nasabah," ujar Santoso.

Hingga Mei 2024, jumlah kartu kredit BCA yang beredar sebanyak 4,52 juta. Pada periode yang sama nilai transaksi kartu kredit tumbuh 16% YoY menjadi Rp 48,2 triliun, ditopang pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat salah satunya di sektor pariwisata. Sektor lain yang mendukung pertumbuhan transaksi kartu kredit adalah entertaintment serta F&B.

Adapun saat ini, suku bunga kartu kredit BCA berada di level 1,75% untuk transaksi pembayaran dan penarikan tunai.

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi juga mengatakan, Paylater CIMB Niaga akan hadir pada platform perbankan digital-nya, yaitu OCTO Mobile dan OCTO Clicks. 

"Produk paylater nantinya bakal mengedepankan aspek-aspek seperti penilaian kelayakan kredit, transparansi suku bunga dan biaya, perlindungan data pribadi, mekanisme pengaduan hingga mekanisme penagihan dan pelaporan kolektalibitas yang harus mengutamakan kepentingan nasabah," jelasnya.

Di sisi lain, Noviady memaparkan bahwa proyeksi kinerja bisnis kartu kredit hingga semester I/2024 menunjukkan pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat dan meningkatnya transaksi perjalanan baik domestik maupun internasional.

"Kami berharap, pertumbuhan bisnis kartu kredit akan terus stabil dan cenderung meningkat, terutama pada musim libur sekolah dan akhir tahun," tambahnya.

Adapun Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan melihat, dengan semakin bertambahnya pemain paylater terutama dari bank maka akan berpotensi menurunkan bisnis kartu kredit.

"Tentu dengan adanya paylater akan menggerus bisnis kartu kredit. Bisnis paylater dan kartu bisa saling bersaing di pasar dan berdampak pada kanibalisme satu dengan lainnya mengingat karakteristik yang sama," jelasnya.

Tren sampai akhir tahun menurut Trioksa terlihat bisnis paylater akan semakin naik sementara transaksi kartu kredit akan menurun.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, pertumbuhan penerbitan kartu kredit secara tahunan hanya 1,5% pada periode 2020-2023. Angka tersebut turun dari periode sebelum pandemi. Di sisi lain, pertumbuhan Buy Now Pay Later (BNPL) mampu tumbuh hingga dua digit.

"Artinya ada pasar yang hilang dari kartu kredit yang pindah ke BNPL. Terlebih masyarakat Indonesia juga sudah lebih adaptif dari sisi teknologi, termasuk di dalam bidang keuangan," katanya.

Menurut Huda, masyarakat Indonesia yang didominasi oleh Gen Z dan Gen Milenial akan cenderung memilih BNPL dibandingkan kartu kredit. Administrasi yang lama hingga persyarakatan historis keuangan membuat masyarakat muda malas untuk apply kartu kredit.

"Pada saat ini, bank-bank besar mulai melirik produk BNPL untuk terdapat dalam produk perbankan. Perbankan melihat bahwa pola konsumsi masyarakat berubah dari offline ke online, sehingga mereka harus lebih adaptif. Selain itu, BNPL dinilai mampu menaikkan jangkauan layanan perbankan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), Steve Marta menyebut, jika dilihat dari perkembangannya, nilai transaksi dari bisnis kartu kredit terus meningkat sejak masa pra pandemi. 

"Bahkan saat ini sudah melebihi nilai sebelum Pandemi.  Hal ini menunjukkan bahwa kartu kredit masih diminati oleh customer sebagai salah satu alternative alat bayar digital," kata Steve.

Di sisi lain, secara umum, kata Steve ada pengaruh BNPL terhadap bisnis Kartu Kredit, terutama untuk customer yang belum pernah memiliki kartu kredit atau customer yang ingin membeli sesuatu dengan cara menyicil.

"Tetapi secara khusus dapat dikatakan pula bahwa profile customer Kartu Kredit dengan customer BNPL sedikit berbeda karena sifat dari masing masing produk," tambahnya.

Menurutnya, salah satu feature dari Kartu Kredit adalah program cicilan yang mirip dengan BNPL.  Lagi perbedaan nya adalah Kartu Kredit sebagai alat bayar yang notabene dapat di gunakan di semua merchant yang menerima pembayaran dengan Kartu Kredit sedangkan BNPL adalah fasiltas cicilan yang bisa di gunakan di merchant yang bekerja sama dengan pengelola BNPL tertentu.

Steve memperkirakan, sales volume transaksi kartu kredit sampai dengan akhir tahun tetap akan meningkat di bandingkan dengan tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×