Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital yang terus dilakukan lembaga keuangan telah melahirkan beberapa produk yang kini semakin mudah didapat nasabah. Salah satunya Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang kini dilakukan secara digital dan diklaim bisa cair dalam hitungan hari hingga menit.
Produk yang sejatinya identik milik industri fintech lending ini juga tampak menarik minat industri perbankan. Ini tercermin dari beberapa bank yang ramai menawarkan produk tersebut, utamanya bank yang mengklaim sebagai bank digital.
Ambil contoh, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menyalurkan pinjaman digital ini melalui produk Pinang Flexi. Dalam hal ini, pinang Flexi diperuntukkan bagi nasabah yang memiliki payroll di BRI atau Bank Raya.
Adapun, hingga kuartal III/2023, penyaluran pinjaman digital milik anak usaha BRI ini meningkat sebesar 45% secara tahunan (YoY). Itu berarti nilai yang telah disalurkan senilai Rp 943,5 miliar.
Nasabah yang hendak mengajukan Pinang Flexi ini bisa mendapat pinjaman hingga Rp 25 juta. Di mana, bunga yang ditawarkan pun maksimal bisa mencapai 1,24% per bulan dengan tenor 1-18 bulan.
“Pinang Flexi tidak memiliki biaya provisi maupun administrasi dengan bunga yang kompetitif,” ujar Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia kepada KONTAN (10/11).
Ada juga PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang menawarkan produk KTA miliknya melalui aplikasi Jenius. Beragam produk pinjaman pun dihadirkan melalui Flexi Cash yang menawarkan limit pinjaman lebih besar hingga Rp 200 juta.
Digital Banking Business Stream Head Bank BTPN Anita Ekasari menjelaskan untuk saat ini Jenius menawarkan suku bunga pinjaman Flexi Cash mulai dari 1,75% hingga 2.75% dengan tenor yang tersedia dari 12 bulan hingga 60 bulan.
“Bank BTPN dan Jenius menerapkan suku bunga pinjaman sesuai dengan aturan dari OJK,” ujarnya.
Dengan beberapa inovasi digital tersebut, Anita menyebutkan bank BTPN bisa menyalurkan kredit yang tumbuh signifikan. Hingga Juni 2023, bank yang dimiliki investor asal Jepang ini menyalurkan pinjaman hingga Rp 1,3 triliun atau tumbuh 119% YoY.
Dalam menyalurkan KTA secara digital, beberapa bank juga memilih skema chanelling dengan beberapa fintech. Di mana, bank tersebut tidak menyalurkan kredit secara langsung.
Ambil contoh, PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang selama ini dikenal banyak menyalurkan kredit melalui skema tersebut. Salah satunya melalui fintech Kredit Pintar.
Sembilan bulan pertama tahun ini, Bank Jago telah menyalurkan kredit sebesar Rp 10,9 triliun. Capaian tersebut meningkat 33% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengungkapkan bahwa selama ini memang kredit di Bank Jago lebih banyak menggunakan skema channeling. Meski, ia mengaku ada sedikit porsi yang disalurkan secara langsung.
“Kita saat ini memang memiliki beberapa partner selain dengan ekosistem Goto juga, itu salah satu cara diversifikasi kami,” ujarnya, belum lama ini.
Melihat maraknya produk KTA yang ditawarkan, Perencana Keuangan Eko Endarto mengingatkan masyarakat bahwa untuk mengajukan pinjaman perlu dilakukan dengan bijaksana. Dalam hal ini, masyarakat perlu menyesuaikan dengan kebutuhan.
Tak hanya itu, Ia juga berharap masyarakat memperhatikan biaya-biaya yang ditanggung seperti bunga hingga denda. Di mana, ia melihat bunga yang ditawarkan perbankan lebih murah dibandingkan dengan fintech.
“Jadi harus diperhitungkan bunga-bunga yang dibayar itu tidak melebihi pendapatan agar mengurangi risiko gagal mengangsur,” ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News