Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) hingga kuartal III 2019 masih lesu. Pertumbuhannya tercatat melambat. Namun, sejumlah bank masih terus berupaya untuk mendorong KPR tumbuh lebih baik hingga akhir tahun, salah satunya dengan menggelar program promo bersama pengembang.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, penyaluran KPR per September 2019 hanya tumbuh 10,8% year on year (yoy) menjadi Rp 499,3 Triliun. Pertumbuhan tersebut melambat jika dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 11,3% yoy dan dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat tumbuh 14,5% yoy.
General Manager Divisi Manajemen Produk Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Donny Bima mengatakan, kondisi penyaluran KPR tersebut sejalan dengan market industri properti yang belum menunjukkan kenaikan signifikan.
BNI sebetulnya masih berhasil menorehkan kenaikan pertumbuhan KPR. Namun, raihan tersebut belum mencapai target BNI tahun ini yang ingin tumbuh dua digit. Per September 2019, KPR bank pelat merah ini tercatat Rp 45,06 triliun atau tumbuh 9,5% yoy. Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya tumbuh 9,1% yoy.
Baca Juga: Kuartal III 2019, penyaluran KPR CIMB Niaga (BNGA) tumbuh 12,6%
Adapun tiket size KPR BNI di kuartal III ada di kisaran Rp 300 juta-Rp 350 jutaan. Menurut Donny, itu sesuai dengan penjualan properti saat ini dimana segmen yang tumbuh ada di bawah harga Rp 500 jutaan.
Sampai akhir tahun, BNI akan terus berupaya mengejar agar penyaluran KPR bisa tumbuh dua digit. Caranya, dengan memberikan kemudahan pengajuan KPR secara online melalui e-Form BNI Griya yg dpt diakses melalui Website BNI maupun BNI mobile banking.
Sementara Handayani, Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan, ada beberapa strategi yang dipersiapkan BRI untuk semakin mendorong pertumbuhan KPR sampai akhir tahun. Pertama, BRI akan fokus pada nasabah eksisting.
Lalu, BRI juga akan melakukan perluasan kerjasama dengan pengembang serta memberikan program suku bunga khusus untuk nasabah payroll.
Suku bunga KPR BRI saat ini ada dikisaran 9%-12%.
Hingga kuartal III 2019, KPR BRI tumbuh 21,8% yoy, lebih tinggi dari periode yang tahun lalu dimana hanya tumbuh 20,3% yoy. "Sampai akhir tahun, kami targetkan tumbuh 21%-22%," ujar Handayani.
Strategi yang sama juga dilakukan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Bank swasta ini masih akan melakukan program gimmick untuk menarik nasabah bekerjasama dengan sejumlah pengembang. Baru-baru ini, CIMB Niaga meluncurkan program suku bunga KPR 2,4% fixed 1 tahun.
Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga mengatakan, pihaknya akan menargetkan pertumbuhan KPR 11%-13% sampai ujung tahun. Sementara di kuartal III tercatat tumbuh 12,3% yoy dimana rata-rata ticket size KPR bank ini sekitar Rp 600 juta.
Sementara PT Bank Mandiri Tbk hanya berhasil mencatatkan pertumbuhan KPR 2,5% yoy di kuartal III 2019, itu melambat dari periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 6,8% yoy.
Baca Juga: Pertumbuhan KPR BBCA dan BTN Melambat, BBRI dan Bank BNI Melesat
Panji Irawan, Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, pihaknya sangat selektif dalam menyalurkan KPR. "Karena kami benar-benar mencari yang sustainable growth, jadi kami hanya betul-betul fokus pada nasabah yang punya permanen salary dan kepada ASN. Lebih banyak FLPP juga yang kami salurkan," jelasnya.
Hingga akhir tahun, Panji bilang, Bank Mandiri tidak akan jor-joran dalam menyalurkan KPR sehingga tidak akan banyak program promo yang akan dilakukan. Namun, pihaknya tetap akan menyesuaikan suku bunga KPR dengan pasar agar debitur tidak lari ke bank lain.
Budi Satria, Direktur Konsumer BTN sebelumnya menyebutkan penyaluran KPR BTN di kuartal III akan tumbuh melambat dari kuartal II karena permintaan belum pulih khususnya untuk hunian di atas harga Rp 500 juta. Sementara untuk harga di bawah itu masih cukup bagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News