Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bank Syariah Bukopin (BSB) akan menggenjot dana pihak ketiga (DPK). Pada tahun ini, BSB menargetkan DPK bisa tumbuh 20%-30% dibandingkan perolehan DPK di sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp 4,76 triliun.
Direktur Bisnis Bank Syariah Bukopin Wahyudi mengatakan, dalam mencapai ambisinya, BSB akan mendorong pertumbuhan dalam sektor tabungan yang akan ditingkatkan menjadi Rp 900 miliar atau tumbuh 50% dibandingkan akhir periode 2015 sebesar Rp 600 miliar.
Dalam mencapai target pertumbuhan DPK, BSB akan menyelenggarakan program tabungan berhadiah untuk menggaet nasabah ritel. Hal ini juga merupakan upaya untuk mengembalikan kinerja tabungan nasabah yang tahun kemarin dana tabungan tidak mencapai target dalam rencana bisnis bank (RBB).
“Tabungan kami tahun lalu itu yang paling rendah dengan pertumbuhan yang mencapai 4% saja, dan ini yang tidak mencapai target di RBB,” ujar Wahyudi dalam paparan publik, Rabu (23/3).
Direktur Utama BSB Riyanto menambahkan, pada tahun ini pihaknya tertantang untuk untuk menggenjot target yang besar. Dengan program anyarnya, Riyanto melanjutkan, BSB menargetkan perolehan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) tahun ini tumbuh sebesar 35%.
“Karena CASA merupakan salah satu indikator kesehatan suatu bank. Jadi kita harus tetap eksis untuk menggenjot itu,” katanya.
Di sisi lain, pembiayaan BSB juga akan terus di dorong dengan target yang dipatok sebesar 20%-30% di bandingkan pencapaian pembiayaan tahun 2015.
Pada tahun ini, BSB akan fokus dalam sektor usaha syariah yang meliputi segmen perdagangan, kesehatan, pendidikan, transportasi, multifinance, dan konsumer. Pihaknya juga akan menajajki kerja sama dengan beberapa sekolah islam dan rumah sakit islam untuk mendukung targetnya.
Kedepannya, BSB juga menargetkan pertumbuhan aset 20%-30% yang saat ini masih sebesar Rp 5,83 triliun. Target BSB itu dipicu oleh optimisme perseroan yang memandang positif pertumbuhan ekonomi pada tahun.
“Karena perkiraan kami situasi bisnis syariah akan relatif membaik pada tahun ini dibandingkan tahun 2015. Kami menggambil asumsi yang optimis, meskipun belum sepenuhnya lepas dari persoalan yang ada di tahun lalu,” kata Riyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News