kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank syariah kaji opsi pemangkasan target pembiayaan akibat wabah virus corona


Selasa, 17 Maret 2020 / 21:28 WIB
Bank syariah kaji opsi pemangkasan target pembiayaan akibat wabah virus corona
ILUSTRASI. Costumer Service melayani calon jemaah haji di BCA Syariah Jakarta, Senin (4/3). Bank syariah menkaji opsi memangkas target pembiayaan akibat virus corona./pho KONTAN/Carolus Agus Wwaluyo/04/03/2019.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah tengah mencermati perkembangan dari dampak virus corona terhadap pembiayaan. Optimisme bank di awal tahun dengan memasang target pembiayaan cukup tinggi perlahan meredup lantaran wabah corona telah memukul berbagai sektor ekonomi.

Sejumlah bank syariah kemungkinan besar akan memangkas target pembiayaan tahun ini menjadi lebih konservatif. PT Bank BNI Syariah misalnya sebelumnya memasang target pembiayaan tumbuh 15%-17% tahun ini. Namun, penyebaran virus corona yang telah memukul aktivitas ekonomi membuat bank ini memilih untuk lebih berhati-hati dalam mengelola portofolio pembiayaan eksisting dan melakukan ekspansi.

Baca Juga: Saat kredit masih loyo, bank masih getol berburu dana anorganik

Direktur Bisnis SME & Komersial BNI Syariah, Dhias Widhiyati bilang, virus corona telah berimbas pada sektor pariwisata dan turunannya, manufaktur, dan perdagangan (kecuali kebutuhan pokok).

"Dalam tiga bulan ini kami akan melihat perkembangannya. Dimungkinkan untuk melakukan penyesuaian proyeksi pertumbuhan pembiayaan jadi lebih konservatif," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (17/3).

Sepanjang dua bulan pertama tahun ini, pembiayaan BNI Syariah hanya tumbuh 9,69%. Padahal periode yang sama tahun lalu masih tumbuh dua digit. Sejauh ini dampak virus corona terhadap kualitas aset bank ini memang belum terasa, tetapi Dhias mengatakan, pihaknya telah melakukan stress test dan beberapa langkah antisipasi untuk penyelamatan pembiayaan.

Adapun unit usaha syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Syariah) belum melakukan pemangkasan target. Sebelumnya, bank ini menargetkan pembiayaan tumbuh 20% tahun ini. Saat ini masih unit syariah ini masih melihat perkembangan virus corona. Jika masih berlangsung lama maka kemungkinan akan dilakukan revisi target.

Baca Juga: Penuhi PSAK 71, BNI Multifinance mencadangkan dana senilai Rp 25 miliar

"Saya rasa banyak yang akan merevisi targetnya. Daripada mengebut kejar target, lebih baik menjaga asset utama perusahaan yaitu pegawainya dan menjaga kualitas kredit dan financing," kata Direktur Utama CIMB Syariah Pandji Djajanegara.

Pembiayaan CIMB Syariah dua bulan pertama masih naik, dan bahkan sampai Maret ini juga masih tumbuh. Artinya, virus corona belum berdampak pada permintaan pembiayaan.

Namun, pada bulan berikutnya bank akan benar-benar wait and see. CIMB Syariah sudah meninjau kembali rencana financiang ke sektor yang terdampak seperti bisnis leisure.

Untuk kualitas pembiayaan CIMB Syariah masih belum terganggu. Non Performing Finance (NPF) ada di kisaran yang sama dari akhir 2019 yakni 0,98%. Sementara dampaknya ke depan akan tergantung seberapa lama wabah ini berlangsung. Untuk mengantisipasi itu, unit syariah ini sudah mempelajari melakukan restrukturisasi dini.

Baca Juga: Antisipasi dampak corona, MTF siapkan pencadangan Rp 300 miliar di tahun ini

BCA Syariah masih mencatatkan pembiayaan tumbuh dua digit hingga Februari 2020, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Bank ini menargetkan pertumbuhan di kisaran 10%-15%. Kemungkinan belum ada rencana pangkas target.

John Kosasih, Direktur Utama mengatakan, secara umum dampak virus corona memang bikin permintaan kredit melambat. Tetapi menurutnya tidak semua sektor terpuruk, bahkan ada juga yang tumbuh yakni industri terkait disinfektant, masker, dan kertas. "Untuk NPF juga tidak berdampak, masih terjaga di level 0,6%," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×