kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Bank Syariah Potong Nisbah Bagi Hasil


Kamis, 29 Oktober 2009 / 09:00 WIB
Bank Syariah Potong Nisbah Bagi Hasil


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Langkah bank konvensional memangkas bunga simpanan berimbas ke bank syariah. Para bankir syariah mulai menggunting nisbah bagi hasil buat nasabah simpanan. Pemangkasan tidak hanya terjadi terhadap nisbah simpanan khusus, tetapi juga untuk nisbah konter.

Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan bank syariah yang agresif memangkas nisbah bagi hasil. Per Oktober, nisbah untuk simpanan konter berkisar 6,3% - 7,4%, lebih rendah dibanding nisbah periode Agustus-September yang masih berada di kisaran 7% - 8%. Adapun nisbah khusus, saat ini berkisar 8% hingga 8,5%, turun dari bulan lalu yang masih berada pada kisaran 9% - 9,5%.

Manajemen BSM beralasan, kondisi likuiditas saat ini sudah sangat membaik. "Jadi, jika besaran nisbah tidak dipangkas, cost of fund bank akan tetap besar," ujar Tutuy Guntara, Kepala Divisi Treasury International Banking BSM, (27/10).

Bank yang tidak kalah gencar memangkas nisbah adalah Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah). Saat ini nisbah khusus BRI Syariah sebesar 8,25%. "Kami memang agresif memangkas bagi hasil karena uang yang mampir ke BRI Syariah semakin besar," ujar Presiden Direktur BRI Syariah, Ventje Raharjo, Rabu (28/10). Untuk nisbah konter, BRI menawarkan bagi hasil antara 6% hingga 7%.

Seakan tak mau rugi, Bank Mega Syariah (BMS) juga melakukan hal yang sama. Ani Murdiati, Direktur Bisnis BMS menuturkan, nisbah BMS mengikuti mekanisme pasar. "Saat ini sudah menjadi 8,25%, seperti yang lain. Kami memangkas nisbah dari semula 9%," ujar Ani.

Cenderung stabil

Meski nisbah bank syariah sudah menyusut, para bankir mengaku tak ditinggalkan nasabah. Loyalitas tersebut tercermin dari jumlah dana pihak ketiga perbankan syariah saat ini. "DPK justru mengalir secara normal, kendati jika dihitung secara bulanan DPK tumbuh sedikit," jelas Tutuy.

Per September 2009, DPK di BSM sebesar Rp 16,87 triliun. Hingga minggu keempat Oktober, dana ini sudah membengkak menjadi Rp 17,1 triliun. "Padahal pemangkasan nisbah sudah efektif berlaku di awal bulan," jelas Tutuy.

Dari DPK ini, BSM menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 14,97 triliun, naik Rp 107 miliar dari posisi September 2009. "Permintaan pembiayaan juga mulai bergeliat," jelas Tutuy. Sisa DPK disimpan di Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan di sukuk milik negara.

Likuiditas yang tetap mengalir normal juga dialami oleh BRI Syariah. Lantaran masih terhitung sebagai pemain baru di sektor bisnis ini, DPK BRI Syariah terus bertambah. "Paling tidak, hingga kuartal tiga ini sudah ada peningkatan sebesar 40% dari posisi Juni 2009," jelas Ventje.

Per September, DPK BRI Syariah tercatat sebesar Rp 1,6 triliun dengan nilai pembiayaan mencapai
Rp 1,8 triliun. "Kenaikan pembiayaan kami sejalan dengan peningkatan DPK," lanjut Ventje. Hal tersebut juga terjadi di BMS, "Likuiditas yang ada stabil, tak ada pengurangan," ujar Ani tanpa merinci besaran DPK maupun jumlah pembiayaan.

Para bankir memperkirakan, pemangkasan nisbah bakal terjadi lagi. Namun jumlahnya tak akan sebesar saat ini. "Bisa turun, kalau melihat BI rate dan bunga bank konvensional yang saat ini cenderung stabil," kata Ventje.

Hingga akhir tahun 2009, bankir memperkirakan nisbah khusus bank syariah masih stabil pada kisaran 8%. "Kalau pun turun, tidak mungkin besar," imbuh Tutuy. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×