kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank syariah semakin berani masuki sektor infrastruktur


Kamis, 03 Oktober 2019 / 18:21 WIB
Bank syariah semakin berani masuki sektor infrastruktur
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah CIMB Niaga Syariah


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

PT BNI Syariah juga berhasil menorehkan pertumbuhan pembiayaan infrastruktur dimana hingga Agustus mencapai Rp 1,75 triliun atau meningkat 32,7% dari periode yang sama tahun lalu.

Direktur Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan, pembiayaan infrastruktur dilakukan perseroan di berbagai proyek seperti  pembangunan jalan raya dan jembatan, penyiapan tanah pemukiman sederhana dan jalan tol, pembangkit listrik, sarana prasarana pelabuhan, pergedungan, dan lainnya.

Bagi BNI Syariah, peluang pembiayaan syariah untuk sektor infrastruktur memiliki peluang yang bagus. Setiap tahunnya, bank ini akan mengejar pertumbuhan pembiayaan sekitar 30%-40% di sektor ini.

Adapun sampai Agustus, BNI masih berhasil menorehkan kinerja positif dengan perolehan laba Rp 432 miliar atau tumbuh 57% yoy. Itu didorong oleh pengelolaan pertumbuhan pembiayaan sebesar 16% yang salah satunya ditopang oleh infrastruktur tadi.

Baca Juga: Bank Dunia: 70% penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan pada 2045

Adapun Unit Usaha Syariah PT Cimb Niaga Tbk mencatatkan outstanding pembiayaan di sektor infrastruktur sebesar Rp 7,1 triliun. Turun dari Rp 7,4 triliun di periode yang sama tahun lalu. Namun, sampai akhir tahun, ditargetkan masih bisa mencapai Rp 8 triliun.  Proyek yang paling banyak dibiayai berkaitan dengan kelistrikan.

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara bilang, sektor infrastruktur akan tetap jadi perhatian unit usaha syariah CIMB Niaga. Penjaminan yang diberikan pemerintah atas pembiayaan syariah di sektor kelistrikan akan mendorong mereka masuk dalam sektor ini.

"Rata-rata proyek tenaga listrik memiliki nilai proyek yang tinggi dan tenor yang lama sehingga bank yang memiliki balance sheet tidak terlalu besar cenderung menahan diri karena tingkat resiko cukup tinggi. Tapi kalau ada penjaminan maka animo untuk masuk pasti akan bertambah," jelas Pandji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×