Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat sampai Februari 2018, transaksi uang elektronik (u-nik) mengalami kenaikan cukup pesat. Hal ini terjadi seiring dengan implementasi elektronifikasi jalan tol per September 2017.
Berdasarkan data BI, sampai Februari 2018, transaksi uang elektronik naik sebesar 222% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 187 juta transaksi. Dari sisi nominal naik lebih kencang yaitu 404% yoy menjadi Rp 3.361 triliun.
Beberapa bankir mengaku akan meningkatkan infrastruktur guna mengimbangi kenaikan transaksi ini. Dadang Setiabudi Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI bilang akan memastikan kehandalan sistem untuk meningkatkan kenyamanan transaksi nasabah.
"Kami juga meningkatkan chanel top up untuk kemudahan nasabah," kata Dadang kepada Kontan.co.id, Rabu (4/3). Indra Utoyo, Direktur BRI bilang bank sudah menyiapkan infrastruktur untuk mengimbangi pertumbuhan transaksi uang elektronik.
Pertama BRI menyiapkan infrastruktur percetakan kartu uang elektronik BRI Brizzi dengan kapasitas besar. Ini untuk mengantisipasi permintaan jumlah kartu yang banyak. Kedua bank telah meningkatkan kapasitas sistem.
Dengan jumlah nasabah BRI yang cukup banyak yaitu 60 juta nasabah, total transaksi Brizzi tidak terlalu signifikan. Secara sistem BRI mengaku sudah siap dengan kenaikan transaksi uang elektronik.
Untuk melayani transaksi top up, BRI juga terus memperluas jariangan isi ulang Brizzi di beberapa tempat. Diantaranya adalah kantor cabang, ATM, merchant, pintu toll, BRI Mobile, dan agen BRIlink.
Dadang bilang pada tahun ini diproyeksi kenaikan transaksi uang elektronik Tapcash BNI sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News