kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bankir berharap pelonggaran GWM bisa bantu mendorong kredit dan redam persaingan DPK


Minggu, 24 November 2019 / 17:19 WIB
Bankir berharap pelonggaran GWM bisa bantu mendorong kredit dan redam persaingan DPK
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BCA di Tangerang Selatan, Jumat (8/11). Likuiditas perbankan tahun depan akan semakin bertambah sejalan dengan kebijakan BI menurunkan GWM rupiah sebesar 50 basis poin./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/11/2019.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perbankan tahun depan akan semakin bertambah sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah sebesar 50 basis poin. Tambahan likuiditas ini akan memberikan ruang bagi bank untuk meningkatkan penyaluran kredit.

Dengan pemangkasan itu maka GWM yang berlaku untuk bank umum konvensional dan bank umum syariah maupun unit usaha syariah masing-masingnya menjadi 5,5% dan 4,0%. Dari penurunan 50 bps itu, perbankan akan mendapat tambahan likuiditas sebesar Rp26 triliun.

Baca Juga: BCA siapkan Rp 5 triliun untuk belanja modal IT tahun depan

Sejumlah perbankan menyambut baik keputusan BI yang akan mulai berlaku efektif pada 2 Januari 2020 tersebut. Panji Irawan, Direktur Keuangan Bank Mandiri berharap tambahan likuiditas dari pelonggaran GWM itu diharapkan dapat meredakan persaingan dalam memperebutkan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta mendorong pertumbuhan kredit.

Per September 2019, Bank Mandiri secara bank only mencatatkan total DPK sebesar Rp 784 triliun. "Dengan asumsi DPK Bank Mandiri 7%-9%, maka penurunan GWM 0,5% akan menambah likuiditas sekitar Rp 4 triliun- Rp 5 triliun tahun 2020," ungkap Panji pada Kontan.co.id, Jumat (22/11).

Namun, Panji belum bisa menyampaikan target kredit yang akan dipasang Bank Mandiri tahun 2020 dengan memperhitungkan pelonggaran GWM tersebut karena menurutnya masih dalam proses penyusunan. Hanya saja, sebelumnya dia memberi taksiran target tahun depan sekitar 9%-10%.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga menyambut baik kebijakan BI itu karena akan memberikan tambahan likuiditas bagi industri perbankan secara umum yang dapat mendukung percepatan penyaluran kredit maupun aset produktif lainnya.

Baca Juga: OJK beri rekomendasi perbaikan keuangan Ke Asabri, ada apa?

Lewat pemangkasan GWM 50 basis poin, Herry bilang, BNI akan mendapat dampak tambahan likuiditas sekitar sekitar Rp 2 triliun- Rp 2,5 triliun. Dengan tambahan likuiditas itu, BNI memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun 2020 akan sesuai rencana yakni 11%-13%.

Meskipun pelonggaran GWM itu membawa dampak positif, namun BNI melihat isu likuiditas ketat diperkirakan masih akan terjadi tahun depan. "Oleh karena itu, LDR kami perkirakan masih akan sama seperti tahun ini yakni di kisaran 93%-95%," ujar Herry.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk ( BCA) juga menilai pelonggaran GWM itu membawa dampak positif ke indusstri perbankan. BCA sendiri ada mendapat tambahan likuiditas sekitar Rp 3 triliun tahun depan dari pelonggaran tersebut.

Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) akan memperoleh tambahan likuiditas sekitar Rp 1 triliun lagi tahun depan dengan turunnya GWM itu. Meski begitu, bank itu tidak terlalu agresif memasang target kredit tahun depan. "Target kredit tahun 2020 kurang lebih sama dengan tahun ini di kisaran 8%-10%," ungkap Mahelan Prabantarikso, Direktur BTN.

Penambahan likuiditas tersebut akan menambah ruang bagi BTN untuk melakukan penurunan suku bunga tahun 2020. Namun, penurunan tersebut menurut Mahelan akan dilakukan secara selektif.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham perbankan usai BI menurunkan GMW

Hingga akhir tahun ini, BTN belum ada rencana melakukan penurunan bunga kredit lantaran faktor yang menentukan penyesuaian bunga tidak hanya bunga acuan. Mahelan mencontohkan, pada tahun 2018 saat bunga acuan turun enam kali dari 4,25% jadi 6%, BTN juga tidak serta merta menaikkan bunga kredit guna menjaga resiko kredit.

Sementara Haryono Tjahrijadi, Direktur Utama PT Bank Mayapada Tbk menilai dampak kebijakan BI tersebut tidak akan signifikan dalam pelonggaran likuiditas. "Tujuan BI menurunkan GWM itu memang untuk melonggarkan kembali likuiditas disamping membuat bank lebih efisien dalam pengelolaan dananya. Namun, dampaknya relatif kecil karena hanya turun 50 basis poin," katanya.

Sedangkan dampak terhadap pertumbuhan kredit Bank Mayapada juga menurut Haryono sangat tergantung permintaan kredit dari korporasi. Dari pelonggaran GWM itu, bank ini mendapatkan tambahan likuiditas puluhan miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×