kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir daerah tidak merevisi target kredit


Senin, 19 Juni 2017 / 06:00 WIB
Bankir daerah tidak merevisi target kredit


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menatap semester II tahun ini, sejumlah bank daerah tak berani mengerek target lebih optimistis. Dus, sederet Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih mematok target kredit di semester II-2017 sejalan dengan rencana bisnis bank (RBB) awal tahun 2017.

Di paruh kedua tahun ini. segmen kredit yang menjadi andalan untuk mencapai target yakni kredit konsumer, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) serta kredit infrastruktur. Direktur Utama BPD Sumsel Babel Muhammad Adil mengatakan, pihaknya masih mematok target pertumbuhan kredit sebesar 10%-12,5% di tahun ini.

Artinya, realisasi kredit akan berkisar Rp 13,79 triliun-Rp 14,10 triliun di akhir tahun ini. Sampai saat ini realisasi kredit sudah mencapai Rp 13,2 triliun, kata Adil kepada KONTAN, Sabtu (17/6).

Adapun, realisasi kredit senilai Rp 12,34 triliun per Mei 2017. BPD Sumsel Babel mencatat sekitar 70% kredit mengalir ke segmen konsumer dan 30% kredit berada di kredit produktif seperti UKM.

Head of Corporate Secretary BPD Jawa Timur (Bank Jatim) Ferdian Satyagraha menuturkan, pihaknya juga tak merombak target kredit untuk semester II. Bank Jatim membidik pertumbuhan kredit sebesar 12% atau mencapai Rp 32,30 triliun di akhir tahun ini dari posisi realisasi kredit senilai Rp 28,84 triliun di akhir 2016.

Bank Jatim akan membidik segmen kredit konsumsi seperti multiguna untuk pegawai negeri sipil (PNS), pegawai badan usaha milik daerah BUMD, dan pegawai swasta. Kemudian, sasaran kredit ke sektor produktif seperti mikro kecil, korporasi untuk pembangunan rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi dan tol.

Tren kredit produktif seperti UKM dan infrastruktur mulai naik di Juni 2017, ujar Ferdian. Untuk mencapai target kredit, bank yang berpusat di Jawa Timur ini akan merevisi tingkat suku bunga kredit dengan rencana penurunan 0,5%-1% di semester II nanti, serta promosi dan hadiah untuk produk kredit.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) BPD hanya mencatat pertumbuhan kredit 8,84% atau senilai Rp 357,47 triliun per Maret 2017 dibandingkan posisi Rp 328,19 triliun per Maret 2016.

Dengan kata lain, kinerja kredit bank daerah masih di bawah kemampuan kredit perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 10,39% per Mei.

Kredit infrastruktur dan manufaktur menjadi penopang kredit perbankan. Sayangnya, kredit infrastruktur dan manufaktur banyak mengalir ke kredit bank BUMN yang tumbuh 14%.

Adapun nilai kredit bermasalah BPD senilai Rp 13,10 triliun dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) 3,66%. NPL industri sekitar 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×