Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
"Pertumbuhan di BNI Syariah masih ditopang pembiayaan konsumer dan juga korporasi untuk proyek-proyek yang memiliki value chain," paparnya.
Baca Juga: Indonesia sudah resesi sejak kuartal I 2020
Dus, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini memproyeksi realisasi pembiayaan masih bisa tumbuh satu digit, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di tahun-tahun sebelumnya yang selalu di dua digit.
Sementara itu, menanggapi survei perbankan yang dirilis oleh BI. Ekonom Institute for Developtment of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto sepakat kalau di triwulan IV 2020 kemungkinan kredit akan meningkat meskipun dalam laju yang masih terbatas.
Kredit modal kerja akan naik karena termasuk jenis kredit yang sifatnya jangka pendek atau memiliki tenor di bawah 1 tahun. Selain itu, jenis KMK dalam masa pemulihan ekonomi diakses oleh dunia usaha level UMKM (menengah ke bawah). "Sedangkan untuk kredit konsumsi dan investasi sepertinya masih memerlukan waktu untuk bisa tumbuh lagi," terang Eko.
Walhasil, pihaknya meramal di tengah wabah Covid-19 yang belum terkendali ini pertumbuhan kredit dimungkinkan tumbuh maksimal di kisaran 2%-3% saja.
Adapun, fakta paling menentukan saat ini adalah penanganan pandemi, lantaran sumber optimisme pasar tentunya masih ditentukan oleh keberhasilan penanganan krisis kesehatan.
Artinya, bila hal itu telah terlaksana maka pertumbuhan kredit maupun pemulihan ekonomi akan tumbuh lebih cepat.
Selanjutnya: Penyerapan pembiayaan korporasi dalam PEN masih rendah, ini penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News