Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sejumlah bankir memproyeksi dalam jangka panjang tren margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan turun. Penurunan ini karena tren biaya dana naik lebih cepat dibanding pertumbuhan kredit.
Prediksi bankir ini sejalan dengan realisasi NIM beberapa bank pada kuartal I 2017 yang turun. Berdasarkan catatan KONTAN, NIM lima bank besar (BRI, BCA, BNI, Bank Permata dan BTN) yang sudah mempublikasikan laporan keuangan kuartal I 2017 turun rata-rata 39,8 bps secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 5,56%.
Penurunan NIM, lima bank besar pada kuartal I 2017 lebih tinggi dari penurunan pada periode yang sama 2016 sebesar 17,6 bps yoy menjadi 5,96%.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, penurunan NIM pada kuartal pertama 2017 dipicu kenaikan beban bunga belum diimbangi dengan pendapatan bunga. “Hal ini karena pertumbuhan kredit masih relatif kecil,” ujar Herry, Jumat (21/4). NIM BNI pada kuartal I 2017 sebesar 5,62% atau turun 50 bps yoy.
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA menilai, NIM bank pada kuartal permata 2017 turun karena bunga kredit menurun, sedangkan bunga dana tetap. “NIM turun tidak bisa dijaga, karena kami lebih mementingkan pertumbuhan kredit,” ujar Jahja, Jumat (21/4).
Sampai kuartal I 2017, BCA mencatat NIM sebesar 6,32% atau turun 72 bps yoy. Menurut Jahja, bank akan meningkatkan jumlah penyaluran kredit. Sehingga walau NIM turun, namun realisasi laba bisa lebih tinggi.
Sampai Februari 2017, berdasarkan data OJK, NIM perbankan tercatat 5,28% atau turun 19 bps secara tahunan. Penurunan NIM berbanding terbalik dengan kenaikan NIM pada periode yang sama tahun lalu sebesar 141 bps menjadi 5,47%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News