Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sejumlah bankir memproyeksi suku bunga kredit rupiah tidak akan berubah sampai kuartal kedua 2017. Meskipun, The Fed baru saja menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) sebesar 25 bps.
Direktur Ritel PT Bank Permata Tbk Bianto Surodjo mengatakan, dengan naiknya suku bunga The Fed, diproyeksi hanya memberikan dampak kepada suku bunga kredit valas dan deposito valas.
"Untuk suku bunga deposito dan kredit dalam rupiah, naik turunnya akan sangat bergantung pada benchmark suku bunga rupiah," ujar Bianto, Kamis (16/3).
Lanjut Bianto, faktor lain yang mempengaruhi suku bunga baik kredit maupun deposito dalam rupiah adalah likuiditas. Namun, ia belum mau merinci efek kenaikan suku bunga The Fed pada suku bunga kredit di Bank Permata.
Senada, Direktur Keuangan dan Treasury PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iman Nugroho Soeko juga memproyeksi, suku bunga deposito dan kredit sampai kuartal kedua 2017 akan relatif tetap.
"Sejauh BI tidak menaikkan suku bunga acuan 7DRR rate, maka suku bunga deposito dan kredit BTN akan relatif tetap," ujar Iman.
Secara umum, menurut Iman, jika BI Rate naik 25 bps maka bunga kredit akan naik 25 bps. Saat ini, deposito BTN tenor 3 bulan tercatat sebesar 5,75% sampai 6,25%.
Sedangkan, di Bank Permata, berdasarkan data SBDK pada akhir Januari 2017, suku bunga kredit tercatat antara 10,5% sampai 10,75%.
Secara industri, tercatat suku bunga kredit sampai Januari 2017 turun tipis 1% dari awal tahun atau year to date (ytd). Sedangkan suku bunga deposito tenor 3 bulan industri perbankan pada akhir Januari 2017 tercatat naik 6% secara ytd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News