Reporter: Umi Kulsum | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi jiwa syariah diprediksi masih tumbuh mekar sampai akhir tahun nanti. Sejumlah pengembangan produk yang inovatif diharapkan turut mendongkrak kinerja.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Ahmad Sya'roni mengatakan, pertumbuhan bisnis asuransi jiwa syariah memang selalu menggungguli asuransi umum syariah.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai Juli 2018, kontribusi bruto asuransi jiwa syariah tumbuh 35,33% menjadi Rp 7,89 triliun. Di sisi lain, kontribusi bruto asuransi umum syariah stagnan dan cenderung turun tipis menjadi Rp 1,05 triliun.
"Hal ini karena produk asuransi jiwa syariah lebih banyak berkembang dibanding yang umum syariah," kata Syaroni kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Dengan demikian, stagnannya pengembangan produk yang dilakukan oleh pelaku asuransi umum syariah juga tidak mampu mendorong penetrasi pasar yang luas lagi. Berbeda dengan strategi yang dilakukan pelaku asuransi jiwa syariah yang terus menyasar segmen individu dengan penawaran produk yang baru.
Asosiasi optimistis sampai akhir tahun ini produk yang menyasar kalangan individu akan tumbuh tinggi. Terutama lanjut Syaroni, minat masyarakat terhadap unitlink syariah juga akan terus berkembang. Dus, penetrasi asuransi syariah pun diharapkan terus mengalami peningkatan secara bertahap.
"Saat ini penetrasi asuransi syariah memang masih belum beranjak di angka 5%, sedangkan cakupan pasarnya masih luas sekali. Hal inilah yang akan menjadi potensi untuk berkembang," ungkapnya.
Hingga tujuh bulan pertama tahun ini, penetrasi asuransi jiwa syariah juga meningkat dari posisi sama tahun lalu sebesar 0,076% menjadi ke posisi 0,100%. Syaroni optimistis pertumbuhan kontribusi bruto di kisaran 20%-30% masih mampu tercapai dengan katalis tersebut. Adapun sampai akhir 2017, realisasi kontribusi mencapai Rp 11,34 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News