kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak stimulus, kredit macet perbankan tetap meningkat


Selasa, 04 Agustus 2020 / 21:09 WIB
Banyak stimulus, kredit macet perbankan tetap meningkat
ILUSTRASI. Hingga Mei 2020, OJK mencatat rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) perbankan mencapai 3%.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah stimulus yang diberikan kepada perbankan untuk menekan dampak negatif wabah corona, tak cukup efektif membendung peningkatan kredit macet di perbankan. Hingga Mei 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio non performing loan (NPL) perbankan mencapai 3%.

Rasio kredit macet tersebut meningkat jika dibandingkan akhir tahun lalu yang hanya 2,53%, maupun dibandingkan Mei 2019 sebesar 2,61%. Terkereknya rasio NPL terjadi di setiap kelas bank, mulai kecil dari yang besar.

Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Osbal Saragi mengakui, hingga semester I-2020 memang terjadi kenaikan NPL yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu.

Ia menjelaskan, meskipun membantu, stimulus restrukturisasi kredit memang terbatas, hanya dapat diberikan kepada debitur dengan plafon maksimal Rp 10 miliar.

“Akhir semester I-2020,, NPL kami meningkat cukup signifikan dibandingkan posisi akhir tahun lalu maupun semester I-2019. Ini disebabkan ada beberapa segmen yang terdampak berat pandemi dan tidak bisa diselamatkan dengan restrukturisasi,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/8).

Baca Juga: Pemerintah berikan jaminan kredit modal kerja untuk korporasi, ini skemanya

Sayangnya, Osbal masih enggan memberi bocoran berapa rasio NPL BNI per semester I-2020. Sebagai catatan, bank berlogo angka 46 ini juga belum mempublikasikan laporan keuangan kuartal II-2020.

Hingga Maret 2020, NPL BNI tercatat 2,38%, meningkat dibandingkan Desember 2019 sebesar 2,27%, dan NPL Juni 2019 sebesar 1.75%. Osbal menambahkan, hingga akhir tahun segmen korporasi berpotensi menjadi penyumbang terbesar NPL BNI.

“Kalau di semester I-2020, kenaikan NPL di segmen korporasi tak terlalu signifikan, namun hingga akhir tahun memang perlu diwaspadai karena ada yang terdampak berat dam mersti diberikan stimulus. Kami pun menyambut baik stimulus korporasi yang diberikan pemerintah,” imbuhnya.

Tak cuma di bank besar, di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) I, PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) pun mencatat kenaikan NPL yang cukup signifikan. Hingga semester I-2020, NPL gross Bank Harda tercatat 6,90% meningkat dari 3,20% pada semester I-2019. Sementara NPL net sebesar 3,50%, meningkat dibandingkan semester I-209 sebesar 1,82%.

Direktur Bank Harda Yohanes Sutanto mengatakan, pandemi memang menjadi biang keladi meningkatnya rasio kredit macet Bank Harda. Makanya hingga akhir tahun nanti, Bank Harda mengaku bakal fokus membereskan penyelesaian kredit macet ini.

“Dalam kondisi pandemi seperti ini sebenarnya masih cukup baik. Ke depan, kami juga akan fokus menekan kredit bermasalah dan penyelesaian AYDA. Kuartal III-2020 NPL gross kami targetkan bisa ditekan sampai 3,6%,” katanya kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Penurunan bunga acuan tak berdampak signifikan terhadap penyaluran kredit




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×