kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bappenas: Dapen jangan seperti ibu rumah tangga


Jumat, 10 Maret 2017 / 15:20 WIB
Bappenas: Dapen jangan seperti ibu rumah tangga


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KUTA. Pembangunan infrastruktur butuh sumber pendanaan yang masif. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, untuk itu, kontribusi dari banyak pihak sangat dibutuhkan.

"Aliran dana dari sektor Dana Pensiun (Dapen) bisa menjadi salah satu opsinya," ujar Bambang dalam seminar Underwriting Network 2017, Jumat (10/3).

Sayangnya, horizon investasi Dapen selama ini cenderung konservatif. Dapen banyak membenamkan duit kelolaannya ke dalam instrumen deposito atau instrumen lainnya yang bisa memberikan return bulanan.

"Mohon maaf, jadi kayak ibu-ibu rumah tangga pada umumnya yang biasa mengelola uang skala rumah tangga, mencari return yang seperti deposito. Padahal, produk lain yang lebih menarik juga ada, RDPT," tutur Bambang.

Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) bisa menjadi salah satu opsi sumber pendanaan proyek infrastruktur. Andai banyak duit berputar di RDPT, hampir bisa dipastikan sektor infrastruktur tak perlu pusing cari sumber pendanaan. Dapen juga bisa memoeroleh gain yang oke. Karena proyek infrastruktur, sudah aman, return tak kalah menarik juga.

Itu juga bukan perandaian semata. Kata Bambang, sudah ada contoh yang membuktikan Dapen mampu membiayai proyek infrstruktur.

Misalnya, di Kanada ada dua Dapen besar yang kerap menanamkan investasinya di proyek infrastruktur. Sebut saja Canada Pension Plan Investment Boards. Dapen yang mengelola dana Rp 2.848 triliun itu menempatkan dana Rp 586 triliun ke proyek infrastruktur, khususnya pembangunan jalan tol.

Lalu, ada juga Ontario Teacher’s Pension Plan yang memiliki dana kelolaan Rp 2.249 triliun menempatkan hingga Rp 197,2 triliun untuk proyek infrastruktur power plant.

Dana kelolaan Dapen di Indonesia mungkin tidak sebesar itu. Tapi, ini bukan masalah jumlah, melainkan inovasi untuk mencari return yang lebih menarik. Karena di sisi lain, tren suku bunga deposito ke depan akan turun. "Tapi, untuk menuju ke arah ini, kontribusi para underwriter untuk terus melakukan inovasi juga sangat dibutuhkan," papar Bambang.

Yang jelas, peran Dapen akan semakin lengkap dengan kontribusi para underwriter di pasar modal. “Tentunya dengan inovasi instrumen keuangan seperti perpetual bond dan dukungan harmonisasi regulasi dari regulator,” imbuh Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×