kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dapen Pertamina filter risiko kelola dana pensiun


Jumat, 24 Februari 2017 / 10:09 WIB
Dapen Pertamina filter risiko kelola dana pensiun


Reporter: Tedy Gumilar, Yuwono Triatmodjo | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Terungkapnya kasus korupsi pengelolaan dana pekerja, membuat Dana Pensiun (Dapen) PT Pertamina meningkatkan aspek kehati-hatian pengelolaan dana pekerja. Makanya, Dapen ini membentuk divisi pengelolaan risiko atau risk management untuk meminimalisir dan memetakan risiko dalam pengelolaan dana pekerja.

Adrian Rusmana, Presiden Direktur Dapen Pertamina menyatakan, sejak memimpin medio 2016 lalu, pihaknya telah membuat divisi risk management. Sebelumnya, dalam pengelolaan portofolio, Dapen Pertamina memang sudah memiliki batasan-batasan tertentu. Namun dengan adanya divisi ini, filternya akan lebih terstruktur.

Kasus penyelewengan dana pekerja menekan kinerja Dapen Pertamina. Hanya saja, Adrian bilang, untuk kinerja tahun 2016 belum bisa disampaikan. Namun sedikit gambaran, dalam tiga bulan terakhir tahun 2016 portofolio Dapen Pertamina mengalami tekanan karena efek dari terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. "Dana kelolaan kami kini di bawah Rp 10 triliun," kata Adrian tanpa menyebut angka pastinya, kepada KONTAN.

Ini akibat penurunan harga surat utang dan saham yang dikoleksi Dapen Pertamina. Ke depan, dapen ini akan memperbesar porsi reksadana yang kini porsinya baru sekitar 2,5% dari total dana kelolaan. "Mengatur reksadana lebih mudah, ketimbang saham yang harus kita konfirmasi kinerjanya ke emiten yang bersangkutan," kata Adrian.

Saat ini, mayoritas portofolio Dapen pertamina masih di obligasi negara sebesar 30%. Disusul saham 25%-26%, properti 20%, obligasi korporasi 13%-14%, reksadana 2,5% dan dana tunai berkisar 3%.

Tahun ini, Adrian menargetkan pertumbuhan return on investment (ROI) sebesar 10%. Salah satu caranya dengan membenahi kinerja saham PT Sugih Energy Tbk (SUGI) yang harga sahamnya tertekan. "Kami mau jual belum ada yang minat. Sementara kami kelola dulu. Semoga 2-3 tahun nanti bisa kami lepas," terang Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×