kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batas minimal implementasi kartu ATM Chip dilonggarkan jadi 70%


Jumat, 11 September 2020 / 07:45 WIB
Batas minimal implementasi kartu ATM Chip dilonggarkan jadi 70%
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi dengan kartu atm berchip di salah satu gerai atm di Jakarta, Senin (20/7). Proses konversi kartu debit atau ATM perbankan menjadi kartu berbasis chip mengalami perlambatan akibat pandemi Covid-19. Bank Mandiri baru mengimplemen


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap proses implementasi kartu debit chip pada perbankan terutama bank-bank besar yang punya banyak nasabah. Bahkan setelah masuk masa kenormalan baru, proses pergantian ATM ke kartu menggunakan chip belum naik signifikan.

Bank Indonesia (BI) telah memberikan keringanan bagi perbankan untuk melonggarkan batas minimal penerapan standar teknologi chip kartu ATM tahun ini.  Sesuai Peraturan BI Nomor 14/2/PBI/2012 tentang National Standard Indonesian Chip Card Specification(NSICCS), penerapan tersebut sudah harus 100% pada akhir 2021 dan akhir 2020 harus sudah tercapai 80%.

BI telah merelaksasi aturan tersebut menjadi hanya minimal 70% akhir tahun ini. Itu tertuang dalam  Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 22/7/PBI/2020  tentang Penyesuaian Pelaksanaan Beberapa Ketentuan BI Sebagai Dampak Pandemi Covid-19.

Baca Juga: Bank Indonesia memperpanjang penyesuaian jadwal operasional sampai 31 Juli 2020

Bank Mandiri hingga 30 Agustus 2020, baru menerapkan chip ke ATM sebanyak 9,68 juta kartu. Itu setara 64,5% dari total jumlah kartu debit Bank Mandiri yang dipersyaratkan untuk chip yakni 15 juta kartu.

Evi Dempowati,  SVP Retail Deposit Product & Solution Bank Mandiri mengatakan, proses implenetasi kartu chip tersebut memang meningkat setelah pelonggaran PSBB. Namun, kenaikannya tidak signifikan.

"Ini  karena masyarakat masih berhati-hati melakukan aktivitas di luar ruangan akibat masih tingginya angka kejadian Covid-19 di Indonesia," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (9/9).

Persentase penambahan penggantian kartu ke chip di saat pelonggaran PSBB  yakni di bulan Juli dan Agustus adalah rata-rata sebesar 1,3% per bulan, relatif lebih baik dibandingkan dengan bulan Maret-Juni 2020 (rata-rata penambahan 1% per bulan).

Walaupun kenaikannya persentase belum naik signifikan, Evi menyakini penerapan chip ke kartu ATM Bank Mandiri bisa lebih dari 70% sampai akhir tahun. Proyeksinya, angka 70% itu akan bisa dicapai pada November 2020.

Sementara penerapan chip dalam kartu ATM Bank Negara Indonesia (BNI) sudah 8,7 juta atau 68% dari kartu yang wajib dimigrasikan ke chip yakni sebanyak 12,7 juta.

Oleh karena itu,  Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies juga memperkirakan angka implementasi minimal yang diwajibkan BI tahun ini akan bisa dicapai perseroan sebelum akhir tahun.

Untuk mempercepat proses migrasi ini, BNI terus melakukan edukasi eksternal kepada nsabah melalui social media, SMS, WA blast, serta media komunikasi yang tersedia di area ATM dan seluruh kantor cabang BNI. Sosialisasi internal juga dilakukan melalui video conference ke segenap kantor cabang.

Selain itu, BNI juga memberikan reward bagi nasabah yang melakukan penukaran kartu dan juga kepada petugas frontliner BNI yang berhasil mengajak nasabah menganti kartunya ke kartu chip.

Baca Juga: Migrasi kartu debit bercip Bank BTN sudah mencapai 93,14%

Guna mengurangi kontak fisik, kami  juga menyediakan layanan penukaran kartu debit magnetic stripe melalui mesin BNI Sonic yang  tersebar di seluruh kantor cabang utama BNI.

Bank BRI sudah mulai mencatat adanya kenaikan migrasi kartu mulai buan Juni dan Juli seiring dilonggarkannya PSBB dan masyarakat mulai berani keluar rumah.

Aestika Oryza, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa strategi untuk memastikan kegiatan migrasi berjalan lancar. Pertama, menjaga ketersediaan stok kartu, lalu melakukan komunikasi yang baik kepada nasabah baik secara langusng maupun melalui media komunikasi.

Dengan strategi tersebut, Aestika mengatakan, BRI optimistis untuk dapat memenuhi target migrasi kartu ber-chip tahun ini. Hanya saja, ia tidak menyebutkan implementasi sampai saat ini. Adapun akhir 2019, realisasinya baru 60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×