Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemberlakuan Qualified ASEAN Bank (QAB) ibarat gerbang membukka peluang bank nasional berekspansi bisnis ke pasar negara tetangga. Namun Bank Central Asia (BCA) menyatakan belum tertarik berekspansi ke Asia Tenggara pasca pemberlakuan QAB.
Menurut Jahja Setiatmadja, Presiden Direktur BCA, bank ini sementara ini tidak terlalu tertarik dengan QAB. "Dari segi komersial, kami akan pertimbangkan hanya untuk non bisnis, masalah reputasi dan kesetaraan layanan disana dengan di Indonesia," kata Jahja pada KONTAN via blackberry mesenger (BBM), Kamis (6/2).
Selama ini bank di ASEAN yang kuat antara lain dari Singapura, seperti DBS, UOB, OCBC. Kemudian Malaysia yang mempunyai Maybank, CIMB. Selanjutnya Thailand yang memiliki Bangkok Bank. "Sementara Filipina belum ada bank kuat. Begitu juga dengan Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Laos juga belum ada," urai Jahja.
Saat ini sejumlah bank asing dari Malaysia, Singapura dan Thailand yang besar-besar sudah ada di Indonesia. Nyatanya, semua bank asing tersebut tak mampu mengalahkan bank milik Pemerintah Indonesia seperti Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga satu bank swasta BCA. "Dengan fakta itu, masak kami akan kalah dari bank kecil asal Laos, Vietnam, Birma, dan lain-lain di kandang sendiri?," ujar Jahya.
Jahja menegaskan bank nasional tidak perlu merasa takut akan kemungkinan banyak bank asal ASEAN menyerbu pasar Indonesia. Namun Jahja mengakui, sulit bagi BCA jika harus masuk ke kandang macan seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. "Kami pasti akan tidak bisa bersaing di kandang mereka. Tapi dibanding negara lain, saya masih menilai bahwa prospek di Indonesia tetap lebih menjanjikan daripada kami harus buka cabang negara ASEAN lain," pungkas Jahja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News