kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

BCA & BNI berkongsi di sistem pembayaran


Jumat, 14 Februari 2014 / 13:15 WIB
BCA & BNI berkongsi di sistem pembayaran
ILUSTRASI. Pemain sepak bola Chelsea Mason Mount melakukan selebrasi setelah mencetak gol kedua saat bertanding melawan Norwich City dalam Liga Premier di Carrow Road, Norwich, Britain, Kamis (10/3/2022). REUTERS/Chris Radburn


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Sebagian besar dari kita mungkin tak sadar, setiap kali berbelanja menggunakan kartu, baik kartu debit maupun kartu kredit, proses transaksi melayang hingga ke Amerika Serikat (AS). Maklum, mayoritas bank kita menggunakan Visa dan MasterCard yang keduanya berasal AS sebagai prinsipal.

Nah, menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 1 Januari 2015 mendatang, Bank Indonesia (BI) ngebut menggodok desain sistem pembayaran nasional atau populer disebut National Payment Gateway (NPG). Sementara dari sisi industri, Bank Central Asia (BCA) dan Bank BNI berkongsi membentuk sistem pembayaran yang bakal menjadi operator seluruh transaksi pembayaran kartu di Indonesia.

"Pekan lalu kami mempresentasikan sistem pembayaran kami ke BI. Kita harus punya single platform domestic payment, sehingga kalau asing masuk, mereka harus memakai sistem kita," ungkap Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, kepada KONTAN. Bagaimana tanggapan BI atas proposal kongsi BCA dan BNI? "BI belum mengambil keputusan," uja Ronald Waas, Deputi Gubernur BI. 

Steve Martha, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, menilai, sistem pembayaran domestik mencegah biaya transaksi lari ke asing dalam bentuk dollar AS. "Bagi konsumen, biaya murah dan tak perlu memiliki banyak kartu," jelas dia. Dengan prinsipal lokal, jelas lebih efisien dan murah. Prinsipal asing memungut fee sekitar 0,05% per transaksi.

"Kalau menggunakan prinsipal domestik, biaya lebih murah karena proses di dalam negeri," ujar Rico Usthavia Frans, Sekjen Asosiasi Sistem Pembayaran Nasional (ASPI). 

(Selengkapnya lihat Harian KONTAN hal 1, Jumat 14 Februari 2014)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×