kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.179   21,00   0,13%
  • IDX 7.058   73,96   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,96   1,34%
  • LQ45 829   11,79   1,44%
  • ISSI 213   1,14   0,54%
  • IDX30 423   7,19   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,90   1,57%
  • IDX80 120   1,68   1,41%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,08   1,50%

BCA & BNI berkongsi di sistem pembayaran


Jumat, 14 Februari 2014 / 13:15 WIB
BCA & BNI berkongsi di sistem pembayaran
ILUSTRASI. Pemain sepak bola Chelsea Mason Mount melakukan selebrasi setelah mencetak gol kedua saat bertanding melawan Norwich City dalam Liga Premier di Carrow Road, Norwich, Britain, Kamis (10/3/2022). REUTERS/Chris Radburn


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Sebagian besar dari kita mungkin tak sadar, setiap kali berbelanja menggunakan kartu, baik kartu debit maupun kartu kredit, proses transaksi melayang hingga ke Amerika Serikat (AS). Maklum, mayoritas bank kita menggunakan Visa dan MasterCard yang keduanya berasal AS sebagai prinsipal.

Nah, menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 1 Januari 2015 mendatang, Bank Indonesia (BI) ngebut menggodok desain sistem pembayaran nasional atau populer disebut National Payment Gateway (NPG). Sementara dari sisi industri, Bank Central Asia (BCA) dan Bank BNI berkongsi membentuk sistem pembayaran yang bakal menjadi operator seluruh transaksi pembayaran kartu di Indonesia.

"Pekan lalu kami mempresentasikan sistem pembayaran kami ke BI. Kita harus punya single platform domestic payment, sehingga kalau asing masuk, mereka harus memakai sistem kita," ungkap Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, kepada KONTAN. Bagaimana tanggapan BI atas proposal kongsi BCA dan BNI? "BI belum mengambil keputusan," uja Ronald Waas, Deputi Gubernur BI. 

Steve Martha, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, menilai, sistem pembayaran domestik mencegah biaya transaksi lari ke asing dalam bentuk dollar AS. "Bagi konsumen, biaya murah dan tak perlu memiliki banyak kartu," jelas dia. Dengan prinsipal lokal, jelas lebih efisien dan murah. Prinsipal asing memungut fee sekitar 0,05% per transaksi.

"Kalau menggunakan prinsipal domestik, biaya lebih murah karena proses di dalam negeri," ujar Rico Usthavia Frans, Sekjen Asosiasi Sistem Pembayaran Nasional (ASPI). 

(Selengkapnya lihat Harian KONTAN hal 1, Jumat 14 Februari 2014)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×