Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) berupaya menggenjot perluasan nasabah kelas menengah (emerging affluent) melalui penetrasi segmen bisnis privilege banking.
Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia Bianto Surodjo menyebut, saat ini nasabah emerging affluent mencakup kisaran 20% total nasabah Maybank Indonesia. Dari jumlah yang ada, belum banyak nasabah dalam segmen ini yang menempatkan dana atau membeli produk keuangan bank secara optimum.
"Itu yang ingin kami gali," ungkap Bianto saat ditemui Kontan dalam Media Update Maybank Indonesia di Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Baca Juga: Pluang Kerek Pengamanan Aplikasi di Tengah Meningkatnya Ancaman Penipuan Investasi
Maka dari itu, Maybank Indonesia fokus menumbuhkan bisnis privilege banking melalui Maybank Privilege. Secara khusus, bank menyasar nasabah dengan total dana kelolaan senilai Rp 50 juta hingga Rp 500 juta, memiliki produk Maybank KPR dengan nilai pinjaman/pembiayaan Rp 800 juta hingga Rp 3 miliar, serta memiliki produk Maybank KPM dengan nilai pinjaman/pembiayaan Rp 300 juta hingga Rp 800 juta.
Bianto tak membeberkan secara rinci jumlah nasabah yang telah berhasil digaetnya ke segmen bisnis ini. Yang pasti, pihaknya menargetkan hingga 200.000 nasabah dalam dua hingga tiga tahun mendatang.
Melihat potensi pertumbuhan di masa yang akan datang, Bianto bilang nasabah emerging affluent bakal memainkan peran penting dalam kinerja bank secara jangka panjang. Tren pertumbuhan jumlah nasabah diharapkan akan bergerak lebih baik hingga akhir 2025, dan diproyeksikan kembali meningkat pada paruh pertama 2026.
Di sisi lain, total aset yang dikelola terus menunjukkan tren peningkatan yang positif. “Nasabah di segmen ini semakin berkontribusi secara berkualitas dan berkelanjutan dan kami mengharapkan pertumbuhan di atas 2 digit sampai 5 tahun ke depan,” kata Bianto.
Di samping itu, Head Wealth Management & Segmentation Maybank Indonesia, Aliang Sumitro, menyebut banyak investor terjebak dalam siklus fear and greed, yakni panik saat pasar turun dan terlalu agresif ketika pasar naik dalam kondisi pasar yang bergejolak.
Melalui Maybank Privilege, bank mengenalkan filosofi Quiet Investing yang mendorong investor untuk tetap tenang dan konsisten, bukan mengejar sensasi pasar atau keuntungan jangka pendek.
Baca Juga: Pilah-pilih Saham Big Banks Usai BI Menahan Suku Bunga Lagi
Menurutnya, pendekatan ini menjadi penting bagi nasabah berorientasi jangka panjang, khususnya pada segmen emerging affluent, karena membantu menjaga fokus, mencegah keputusan impulsif, dan memastikan strategi investasi tetap selaras dengan tujuan hidup mereka.
Praktiknya diwujudkan lewat perencanaan portofolio berbasis tujuan (goal-based investing), investasi berkala dengan metode regular investment dan rupiah cost averaging, serta diversifikasi lintas produk, kelas aset, negara, dan mata uang.
Selanjutnya: Rupiah Tertekan Buntut Risalah The Fed
Menarik Dibaca: 5 Rekomendasi Parfum Evangelline yang Punya Wangi Fresh, Cocok buat Daily Activity
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













