Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah menjatahkan anggaran sebesar Rp 4 triliun untuk ekspansi bisnis tahun ini. Dari jumlah tersebut, antara lain akan dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur teknologi informasi (TI), seperti e-channel dan internet banking.
Direktur BCA Santoso Liem menyebut, awal tahun ini, pihaknya sudah mengembangkan digitalisasi, seperti meluncurkan produk dan layanan eBranch, Halo BCA chat dan Virtual Assistant Chat Banking BCA (Vira).
Menurut Santoso, tahun ini, pihaknya akan mengerem pertumbuhan kantor cabang baru, mengingat BCA tengah gencar melakukan ekspansi digital. "Ekspansi tetap, tapi tidak dibutuhkan yang besar, kita memang dorong menuju ke digital sekaligus efisiensi," ujarnya, Rabu (22/2).
Belanja modal juga akan digunakan untuk penambahan infrastruktur. Misalnya, penambahan ATM dan cash deposit machine (CDM) atau alat setor tunai sebanyak 1.000 unit. "1.000 itu tidak semua baru, sebagian hanya pergantian saja," kata Santoso.
Kemudian, bank berkode emiten BBCA ini juga akan menambah dan mengganti sekitar 75.000 mesin electronic data capture (EDC).
Lanjut Santoso, selain pengembangan layanan digitalĀ dan penambahan infrastruktur, pihaknya juga akan meningkatkan kapasitas transaksi alias database perseroan. "Di internal, transaksi BCA per hari lebih dari belasan juta. Kita perlu mengantisipasi itu, totalnya mungkin Rp 4 triliun keseluruhan (anggaran)," ucapnya.
Tahun ini, BCA juga telah menyiapkan sedikitnya 4 juta kartu debit baru yang terintegrasi dengan uang elektronik BCA atau Flazz. Kartu debit baru tersebut akan diprioritaskan bagi nasabah baru. "Kartu debit baru, itu sudah chip based sesuai arahan Bank Indonesia," ujar Santoso.
Sejauh ini, total nasabah existing BCA telah berjumlah 14 juta. Diharapkan tahun 2017, bank swasta nomor wahid di Indonesia ini dapat meningkatkan nasabah berkisar 6%-9% lewat inovasi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News