Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memasang target pertumbuhan kredit konservatif pada tahun ini. Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, pada 2017, pertumbuhan kredit dipatok 10% secara tahunan atau year on year (yoy).
"Kita pasang target (kredit) sekitar 10% lebih, kemarin target kita juga 10% tercapainya cuma 7,7%," ujar Jahja di kantornya, Rabu (22/2).
Untuk tahun ini, BCA tetap akan menyasar segmen kredit korporasi dan kredit ritel. Meski begitu, Jahja menilai, memasuki tahun 2017, kredit konsumsi meningkat cukup signifikan khususnya kredit pemilikan rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
"KPR dan KKB kita targetkan tumbuh lebih besar. Contoh KPR kita dengan rate baru, aplikasinya meningkat empat kali dari yang normal," katanya.
Adapun, untuk rasio kredit bermasalah atau non perfoming loan (NPL) tahun ini ditargetkan di level 1,7%. Sedangkan, tahun lalu, NPL gross BCA berada di level 1,3%, dengan NPL nett sekitar 0,3%. Jahja menyebut, penyumbang NPL tertinggi tahun lalu masih dari sektor pertambangan dan industri.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2016, BCA mencatatkan laba bersih tumbuh 13,19% menjadi Rp 19,83 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 17,52 triliun. Adapun pertumbuhan laba tersebut ditopang dari hasil pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 12,65% yoy menjadi Rp 37,31 triliun.
Sementara, penyaluran kredit BCA per akhir 2016 naik 7,28% yoy menjadi Rp 416,28 triliun. Lalu, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 11,92% yoy menjadi Rp 530,16 triliun per akhir Desember 2016. Kenaikan DPK ditopang pertumbuhan tabungan sebesar 10,52% yoy jadi Rp 270,35 triliun.
Pencapaian itu membuat total aset BCA pada akhir 2016 mencapai Rp 662,62 triliun, naik 13,7% dari posisi akhir 2015 senilai Rp 582,54 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News