Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan pertumbuhan laba di tengah perlambatan ekonomi ini. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan, BCA mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 11% menjadi Rp 4,5 triliun per Maret 2016, dibandingkan posisi Rp 4,1 triliun per Maret 2015.
Laba bersih ini berasal dari pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 9,76 triliun per Maret 2016, atau tumbuh 14,9% dibandingkan posisi Rp 8,50 triliun per Maret 2015. Dan pendapatan non bunga mencapai Rp 3,06 triliun pada triwulan I-2016 dari peridoe yang sama tahun lalu senilai Rp 2,46 triliun.
Misalnya, pendapatan bunga bersih dari pertumbuhan kredit sebesar 11,4% menjadi Rp 373,77 triliun per Maret 2016. “Kredit konsumer seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) mendukung kredit kami,” kata Jahja, Rabu (27/4).
Kredit konsumer tercatat tumbuh 10,9% menjadi Rp 102,05 triliun per Maret 2016. Rinciannya, KPR tumbuh 9,3% menjadi Rp 59,9 triliun, KKB tumbuh 13,8% menjadi Rp 32,7 triliun dan kartu kredit tumbuh 11,3% menjadi Rp 9,5 triliun.
Lainnya, kredit korporasi tumbuh 18,5% menjadi Rp 129,41 triliun pada trilwulan pertama 2016. Sedangkan kredit komersial dan usaha kecil dan menengah (UKM) tumbuh lambat yaitu 5,9% menjadi Rp 142,30 triliun per Maret 2016.
Lanjutnya, ke depan, pertumbuhan kredit masih melambat karena pertumbuhan ekonomi masih lesu. Dus, BCA masih memasang target pertumbuhan kredit sebesar 8%-10% di tahun ini. Namun, jika ekonomi naik di semester II-2016, maka perusahaan akan merevisi target kredit. “Paling tinggi pertumbuhan kredit sebesar 12%-13%,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News