Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
Seperti yang kita tahu sejumlah sektor seperti pariwisata, perhotelan, restoran, tengah terguncang selama pandemi. Nah, menurut Jahja di antara sektor-sektor terpuruk itu masih ada debitur atau korporasi yang mampu bertahan. "Sektor itu bukan berarti tidak diberi kredit sama sekali. Tergantung debiturnya, tidak bisa disamaratakan,” tegas Jahja.
Ia mengambil contoh, sebuah hotel dengan reputasi bagus. Di masa normal terbukti mencatat tingkat okupansi tinggi. Rupanya mempunyai bisnis lain yang menyumbang pendapatan cukup besar. Nah, yang seperti tetap dianggap layak bank untuk dibiayai kredit. "Jika mereka butuh untuk renovasi yang sifatnya rutin, tetap kita support,” kata Jahja.
Bank juga memperhatikan sejumlah potensi dari perusahaan itu. BCA melihat satu per satu nasabah. Dan sekali lagi tak terpaku pada sektor tertentu.
Direktur BCA, Subur Tan menambahkan, sektor tekstil dan produk tekstil. Tak semuanya stop. Ma;aj ada yang bertahan dengan membuat maskeratau alat pelindung diri. Begitu juga sektor properti. Betul, properti gedung terpengaruh ntaran marak bekerja dari rumah atau work from home atau WFH.
Tapi real estat mulai bisa jalan. “First eveloper mulai jualan. Ini masalah confident,” kata Subur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News