kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BCA Syariah jaga rasio pembiayaan bermasalah di level 0,5%


Senin, 11 Juni 2018 / 18:10 WIB
BCA Syariah jaga rasio pembiayaan bermasalah di level 0,5%
ILUSTRASI. Pertumbuhan pembiayaan bank syariah


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Syariah masih menunjukkan rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) yang rendah yakni 0,5% sampai dengan 0,6% per Mei 2018. Ini sebagai cerminan dari pembiayaan besar atau di segmen komersial dan korporasi karena hampir 80% pembiayaan BCA Syariah ada di segmen tersebut.

Rasio tersebut dapat diartikan secara sederhana yakni jumlah pembiayaan macet dibandingkan dengan jumlah pembiayaan yang diberikan. Rasio ini pun jauh di bawah industri perbankan syariah yang menunjukkan pembiayaan bermasalah untuk segmen non UMKM atau di segmen komersial dan korporasi yang masih tinggi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan segmen ini rata-rata di atas 4% dengan rincian per Maret 2018 NPF pembiayaan non UMKM untuk pembiayaan modal kerja sebesar 4,70% dan NPF non UMKM pembiayaan investasi 4,95%.

Sedangkan Maret 2017, NPF pembiayaan non UMKM untuk modal kerja sebesar 6,29% dan NPF non UMKM pembiayaan investasi 3,92%.

Menanggapi kondisi ini, Direktur Utama BCA Syariah, John Kosasih menjelaskan, kondisi dunia usaha mempunyai keterkaitan langsung maupun tidak langsung terhadal rasio NPF. Hal ini juga erat kaitannya dengan daya beli dan perkembangan domestik maupun international.

Jadi ada banyak faktor yang mempengaruhi naik atau turunnya kualitas pembiayaan. Nah, untuk mengantisipasi berbagai faktor tersebut, mitigasi resikonya menurut John harus dibagi dua;

Pertama, untuk existing portfolio perlu dilakukan kajian dan evaluasi kondisi usaha debitur terkini dan mengambil langkah untuk perbaikan. Kedua, untuk pengajuan baru perlu meninjau kembali proses inisiasi pembiayaan sesuai dengan prudent banking practice.

“Semua segmen mempunyai risiko, namun tips saya ada dua poin, perhatikan risiko industri dan perhatikan kondisi usaha debitur,” ujar John kepada Kontan.co.id, Senin (11/6).

Menurutnya saat ini pembiayaan komersial dan korporasi di BCA Syariah porsinya sekitar 75% sampai 80% dari total pembiayaan yang diberikan. Hingga April 2018, BCA Syariah telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 4,38 triliun, tumbuh 20,59% yoy dari tahun lalu sebesar Rp 3,63 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×