kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Beda Nasib dengan Bank Konvensional, Saham-Saham Perbankan Syariah Belum Bertenaga


Rabu, 04 September 2024 / 20:50 WIB
Beda Nasib dengan Bank Konvensional, Saham-Saham Perbankan Syariah Belum Bertenaga
ILUSTRASI. Aset Perbankan Syariah: Suasana di Banking Hall Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Senin (6/5/2024). Alih-alih mengikuti nasib saham bank konvensional yang terkerek dengan potensi adanya penurunan suku bunga akhir-akhir ini.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Alih-alih mengikuti nasib saham bank konvensional yang terkerek dengan potensi adanya penurunan suku bunga akhir-akhir ini, emiten bank syariah justru memiliki pergerakan harga saham yang tak bertenaga. Alhasil, minim pilihan untuk mengoleksi saham bank syariah.

Seperti diketahui, saat ini ada empat bank syariah yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), dan Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS).

Adapun, BRIS yang memang menjadi bank syariah terbesar tanah air pun tak terhindarkan dari tren menurun. Dalam enam hari berturut-turut, BRIS mengalami koreksi dan pada penutupan perdagangan (4/9), harganya ditutup menurun 0,77% dari hari sebelumnya menjadi Rp 2570 per saham.

Baca Juga: Praktik Bisnis Berkelanjutan di BSI, dari Pembiayaan Hijau Sampai Daur Ulang Sampah

Meski demikian, harga BRIS sejatinya memang telah mengalami kenaikan yang signifikan sejak awal tahun. Hingga penutupan perdagangan (4/9), BRIS telah meroket hingga 47,40% jika dilihat secara year to date.

Hal yang sama juga terjadi pada BTPS yang memang mengalami penurunan 1,98% selama sepekan terakhir dan turun 26,63% secara year to date. Namun, jika dilihat dalam sebulan terakhir, ada kenaikan sekitar 7,83%.

Sementara itu, pergerakan BANK dan PNBS justru terlihat lebih tidak likuid jika dibandingkan dua emiten bank syariah lainnya. Secara year to date, BANK mengalami penurunan 29,44% dan PNBS mengalami penurunan 5,56%.

Baca Juga: Kinerja Emiten Bank Tertekan di Semester I-2024, Pengaruhi Pergerakan IHSG

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus berpandangan bahwa sejatinya baik bank syariah maupun bank konvensional memiliki sentimen yang positif dengan adanya potensi penurunan suku bunga acuan. Namun, memang untuk bank syariah sedikit lebih terbatas.

Hal tersebut disebabkan exposure dari bank syariah masih terbatas jika dibandingkan dengan bank konvensional. Di mana, bank konvensional memiliki basis nasabah yang lebih besar jadi dampaknya akan lebih besar.

Di sisi lain, pergerakan saham bank-bank syariah ini juga sebenarnya sejalan dengan fundamental yang dimiliki. Ya, saat ini peta industri bank syariah hanya didominasi oleh BRIS sebagai pemain besar.

Baca Juga: Strategi Perbankan Tekan Risiko Likuiditas Penarikan Dana Jumbo Nasabah DPK Wholesale

“Sebetulnya kalau dibilang tidak menjanjikan itu juga tidak karena secara fundamental kuat. Tapi secara potensi valuasi saja yang mungkin tidak sebesar BRIS gitu ya,” ujar Nico.

Ia mencontohkan BANK yang sejatinya memiliki potensi yang menarik di masa yang akan datang.

Mengingat, BANK ini menjadi satu-satunya emiten bank digital syariah dan menurut Nico, ini bisa menjadi momentum yang positif.

“Benar-benar menarik, nanti akan jadi bank syariah masa depan. Karena Bank Digital Syariah pertama ya dengan catatan, dia punya model bisnis yang baik,” tambahnya.

Baca Juga: Perbankan Besar Mulai Racik Ulang Anak Usahanya, Ada Apa?

Untuk saat ini, Nico pun masih merekomendasikan jika ingin mengoleksi emiten bank syariah adalah BRIS. Di mana, ia melihat masih ada potensi kenaikan terbatas hingga akhir tahun dengan target harga Rp 2.850 per saham.

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta bilang kalau ingin mengoleksi emiten bank syariah memang harus lebih selektif. Sebab, jika dilihat dari sisi likuiditas sahamnya, bank syariah ini kalah dengan bank-bank konvensional, terlebih KBMI 4.

Nafan sendiri melihat saat ini satu-satunya emiten bank syariah yang saat ini masih likuid adalah BRIS. Menurut Nafan, BRIS benar-benar bisa menguasai peta industri perbankan syariah tanah air saat ini dan tak ada pesaing. “Tren saat ini memang agak sideways tapi secara jangka panjang masih bisa uptrend,” ujarnya.

Baca Juga: Siasat Bank Mitigasi Risiko Likuiditas Jika Nasabah DPK Wholesale Tarik Dana Jumbo

Oleh karenanya, ia merekomendasikan untuk akumulasi buy BRIS dengan target harga mencapai Rp 3.000 per saham. Mengingat, fundamental kinerjanya pun masih lebih baik jika dibandingkan emiten bank syariah lainnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×