kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   19.000   0,99%
  • USD/IDR 16.330   14,00   0,09%
  • IDX 7.345   -53,46   -0,72%
  • KOMPAS100 1.030   -14,36   -1,37%
  • LQ45 782   -6,67   -0,85%
  • ISSI 245   -3,19   -1,29%
  • IDX30 405   -3,55   -0,87%
  • IDXHIDIV20 467   0,58   0,12%
  • IDX80 116   -1,36   -1,15%
  • IDXV30 118   -0,58   -0,49%
  • IDXQ30 130   -0,02   -0,02%

Begini Rekomendasi Saham Bank BUMN yang Kompak Melemah di Awal Pekan


Selasa, 22 Juli 2025 / 19:09 WIB
Begini Rekomendasi Saham Bank BUMN yang Kompak Melemah di Awal Pekan
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham pilihan untuk bank BUMN yang cenderung melemah di awal pekan ini


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saham-saham bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) terlihat melemah di akhir perdagangan awal pekan ini. Kekhawatiran dari sentimen global terka menjadi pemicu utama pelemahan saham bank.

Di antara bank BUMN, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengalami penurunan paling dalam pada Senin (21/7). Di mana, saham BBTN turun 2,49% menjadi Rp 1.175 per saham. Namun, saham BTN ditutup stagnan di level Rp 1.175 per saham pada Selasa (22/7).

Kemudian ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang turun 1,27% ke Rp 4.680 per saham di awal pekan. Saham BMRI lanjut melemah 0,43% ke Rp 4.660 per saham pada Selasa (22/7).

Lalu ada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang terkoreksi 1,21% menjadi Rp 4.070 per saham pada Senin (21/7). Pelemahan kembali terjadi setelah BBNI ditutup melemah 0,49% ke Rp 4.050 per saham pada hari ini.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Big Banks BUMN yang Kompak Melemah di Awal Pekan

Koreksi juga terjadi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melemah 0,78% ke Rp 3.830 per saham di awal pekan. Namun, BBRI berhasil rebound dan ditutup menguat 0,26% ke Rp 3.840 per saham pada Selasa (22/7). 

Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan, saham-saham bank pelat merah yang melemah di awal pekan ini cukup tergambarkan dalam fluktuasi net foreign outflow sejak awal tahun, dengan total net sell asing pada saham big banks yang masih terus terjadi.

Kemudian kekhawatiran akan sentimen global ditengarai menjadi pemicu utama dari pelemahan ini.

"Kekhawatiran sentimen global seperti arah suku bunga The Fed, inflasi, serta potensi perlambatan ekonomi kami kira menjadi pemicu utama pelemahan ini," kata Mifta kepada Kontan, Selasa (22/7).

Meski demikian, Mifta menilai bahwa kondisi ini bisa menjadi peluang yang strategis bagi investor untuk akumulasi. 

"Valuasi big banks kini terlihat mulai masuk area diskon historisnya, misalnya PER dan PBV BBRI berada di bawah average jangka panjang," tambah dia.

Ditambah, perbankan BUMN juga masih menawarkan yield dividen menarik, misalnya, BMRI dan BBRI membagikan dividen dengan rasio payout mencapai 80%–85%. Hal ini turut memberikan potensi return yang masih cukup menarik.

Oleh sebab itu Mifta merekomendasikan strategi akumulasi secara bertahap untuk saham BBRI dan BMRI. 

 

"Saat ini, kami merekomendasikan strategi akumulasi secara bertahap—terutama untuk BBRI dan BMRI. BBRI mendapat dukungan dari potensi stabilitas dari segmen mikro dan CASA tinggi, sementara BMRI memiliki katalis dari pertumbuhan kredit korporasi," katanya.

Lebih lanjut, Mifta bilang untuk saham BBRI merekomendasikan akumulasi beli dengan target harga Rp 4.720 sedangkan BMRI di Rp 6.300 secara jangka panjang.

Selanjutnya: Mendagri Tito Karnavian Tuding Ada Perusahaan Besar di Balik Beras Oplosan

Menarik Dibaca: Dukung UMKM Naik Kelas, Pegadaian Perkuat Ekosistem Usaha Lewat Gaderian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×