Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
Kedua, pengembangan sistem informasi. Ketiga, kerjasama dengan pihak ketiga seperti PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) hingga balai lelang swasta, agen properti dan Kejaksaan untuk mempercepat proses penyelesaian kredit macet.
Tidak berhenti di sana, BRI juga akan menggelar event pemasaran agunan lelang. "Termasuk optimalisasi penanganan NPL dan ekstra komptabel," katanya.
Sebagai informasi saja, per September 2020 total NPL BRI ada di level 3,02%. Realisasi itu memang meningkat dari periode setahun sebelumnya sebesar 2,96%. Adapun posisi pencadangan BRI hingga akhir Kuartal III 2020 sudah mencapai 215% meningkat drastis dari akhir tahun 2019 yang sebesar 166,6%.
Baca Juga: Jaga kinerja, bank-bank getol melakukan efisiensi
Sementara itu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah beberapa kali menggelar asset sales festival untuk mempercepat pemulihan aset atau recovery asset.
Dalam keterangan resminya Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury menjelaskan lewat strategi semacam ini di kuartal III 2020 perseroan berhasil menurunkan NPL net di level 2,26% dari posisi setahun sebelumnya 2,33%.
Dengan penjualan aset bermasalah ini, kata Pahala, perseroan berharap bisa menurunkan NPL di bawah 2%. “Salah satu fokus selama tahun 2020 dan tahun 2021 adalah penjualan aset yang membebani rasio kredit macet perseroan,” terangnya.
Sebagai informasi, BTN akan terus melakukan penjualan aset-aset bermasalah yang tahun ini nilainya mencapai Rp 11,6 triliun. Adapun dari jumlah tersebut aset yang sudah siap untuk dijual sekitar Rp 7 triliun dan ditargetkan tahun ini bisa terjual sekitar Rp 2 triliun.
Selanjutnya: OJK Perketat Perpanjangan Restrukturisasi Kredit yang Terimbas Pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News