Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan percepatan transformasi digital di tengah perubahan pola perilaku masyarakat harus diperhatikan. Pasalnya, ini akan membuat ekses berupa resiko siber dan juga ketidakpahaman masyarakat akan berbagai produk berbasis digital serta bagaimana bisa melindungi dirinya terkait resiko data pribadi.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku terus melakukan berbagai upaya dalam mencegah munculnya kejahatan perbankan seiring perkembangan digitalisasi. Wimboh Santoso Ketua Dewan Komisioner OJK sebelumnya mengatakan, percepatan literasi keuangan menjadi sangat penting untuk mengantisipasi hal tersebut.
Timothy Utama menjadi Direktur Information Technology Bank Mandiri mengatakan, upaya pencegahan itu dilakukan dengan menerapkan empat layer penjagaan pada aspek people, operation, technology, dan deteksi fraud.
Pada lapis people, Bank Mandiri sudah menjadikan pengamanan fraud sebagai budaya perseroan untuk diterapkan baik di internal maupun luar perusahaan.
Baca Juga: Perbankan Siapkan Strategi untuk Kejar Petumbuhan Transaksi Kartu Kredit Saat Nataru
Di internal, perseroan melakukan awareness yang berkesinambungan ke seluruh pegawai terkait risk, control dan pencegahan fraud secara berkala. Sedangkan ke eksternal, dilakukan edukasi ke nasabah melalui channel layanan dan komunikasi kami secara berkala.
"Awareness ini merupakan perlindungan pertama dan utama, karena seringkali justru ini adalah link yang terlemah," kata Timothy pada KONTAN, Kamis (23/12).
Pada sisi operasional, Bank Mandiri melakukan pengamanan mulai dari design control pada setiap aktivitas dan dieksekusi secara disiplin oleh pegawai. Perseroan juga memonitoring pelaksanaan kontrol secara berkala termasuk di dalamnya melalui proses monitoring kehandalan layanan dan sistem serta rekonsiliasi transaksi dengan pihak terkait.
Pada lapis ketiga, Bank Mandiri memanfaatkan teknologi multilayer mekanisme pertahanan mencegah serangan siber dan melakukan monitoring kuat dengan Security Operation Center (SOC) yang beroperasi selama 7x24 jam.
Baca Juga: Lewat Super App, Bank Mandiri Genjot Pertumbuhan Rekening Baru di 2022
Timothy bilang, unit kerja di layer ketiga ini didukung dengan tools pendeteksian potensi kejahatan siber yang terjadi sehingga apabila terdapat percobaan kejahatan teknologi maka akan dapat langsung terdeteksi dan diantisipasi.
"Selain itu, terdapat update regular melalui threat intelligence sebagai tambahan aspek we don't know what we don't know serta pelaksanaan cyber rilling secara berkala untuk antisipasi risiko siber," ungkapnya.