kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini upaya bank menjaga kondisi kredit berkategori loan at risk


Selasa, 22 Juni 2021 / 19:56 WIB
Begini upaya bank menjaga kondisi kredit berkategori loan at risk
ILUSTRASI. Kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

“Sedangkan per Mei 2021, outstanding restrukturisasi turun mencapai Rp 82 triliun. Jadi restrukturisasi itu terbagi pada debitur UMKM senilai Rp 35 triliun kepada 121.881 debitur. Posisi outstanding-nya per Mei 2021 Rp 21,12 triliun,” ujar Royke.

Sedangkan kredit non UMKM yang direstrukturisasi mencapai Rp 87,68 triliun kepada 74.000. Dengan outstanding saat ini mencapai Rp 61,1 triliun. Ia bilang upaya restrukturisasi yang telah dilakukan persero telah memberikan dampak positif bagi penerima relaksasi. 

Outstanding restrukturisasi saat ini mencapai Rp 82 triliun, paling banyak di sektor perhotelan, restoran, dan perdagangan menyumbang 27,3%. Karena sektor tersebut paling terdampak pandemi. Lalu konstruksi 14,9% karena melambatnya pertumbuhan proyek di saat pandemi sehingga kemampuan bayar menurun,” jelasnya. 

Royke menyebut penurunan outstanding restrukturisasi sektor UMKM dari Rp 27,98 triliun hingga saat ini hanya Rp 21,1 triliun. Ia bilang dari April ke Mei 2021, menurutnya outstanding debitur UMKM lantaran adanya perbaikan profil debitur yang menerima restrukturisasi. 

Baca Juga: Mandiri Sekuritas dorong investasi untuk bangkitkan ekonomi Indonesia melalui SBR010

Ia menyatakan baki debit loan at risk (LAR) BNI pun ikut meningkat. Hingga Mei 2021 kredit yang tergolong LAR mencapai Rp 147,33 triliun. Namun, BNI sudah membentuk tim khusus LAR sehingga bank tetap bisa menyalurkan kredit baru dengan kehati-hatian. 

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan terdapat Rp 56,67 triliun kredit yang telah direstrukturisasi. Sebanyak 69,5% merupakan kredit konsumer KPR, 16,6% dari kredit komersial atau konstruksi, korporasi 6,8%, syariah 6,7%, dan UMKM sebanyak 0,4%. Restrukturisasi itu diberikan kepada 337.169 debitur. 

“Proyeksi kami terhadap kredit yang kami restrukturisasi, dari Rp 56,67 triliun itu kurang lebih 93,43% tergolong low risk. Dalam kolektibilitas  2 atau ringan itu 9%, medium risk 3,53% dan high risk 4,03%. Upaya kami untuk pelunasan, maka kurang lebih akhir 2021, harapannya kredit yang restrukturisasi tinggal Rp 31,8 triliun,” papar Haru. 

Ia merinci, terdapat kredit yang turun dari kurang lancar ke NPL senilai Rp 2,33 triliun. Perpanjangan restrukturisasi sebesar Rp 6,99 triliun. Kembali normal atau lancar Rp 20,77 triliun. Sedangkan tambahan restrukturisasi baru sebesar Rp 3 triliun dan pelunasan Rp 75 miliar. 

Selanjutnya: BNI catat 12.000 pembukaan rekening baru via mobile banking per bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×