kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beralih ke Digital, Bank Tutup Ribuan Kantor Cabang


Kamis, 20 Oktober 2022 / 18:51 WIB
Beralih ke Digital, Bank Tutup Ribuan Kantor Cabang
ILUSTRASI. Seorang nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang mengakses layanan mobile banking Bank BTN di Jakarta,


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

Baca Juga: Rajin Tambah Fitur, Livin' by Mandiri Catatkan Ada 13 Juta Pengguna per September

Adapun PT Bank Mandiri Tbk juga telah menutup 42 unit kantor cabang di sepanjang tahun ini, dan hingga saat ini sudah hampir tuntas. Kendati demikian, Bank Mandiri tetap memperkuat layanan cabang yang ada dengan mentransformasi menjadi smart branches.

Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto menyampaikan, pengurangan kantor cabang di fokuskan hanya yang berdekatan, jadi yang yang jaraknya tidak sampai 1 KM di merger, tapi secara bisnis dia tidak menurun justru meningkat.

"Jadi tidak ada pengurangan karyawan, tidak ada penghentian pegawai, tidak ada turun pangkat, tidak ada turun gaji, semua di rescalling dan upscalling, bukan hanya dekat juga tetapi karena memang kita juga mau mendigitalisasi semua kantor cabang, jadi cost transaksinya lebih rendah. Tapi kita jaga tidak boleh ada pengurangan orang, hal ini jangan menjadi isu tapi malah capability orang-orang kita naikin malah dia improve," jelas Aquarius.

Aquarius mengatakan, dari 2400 cabang Bank Mandiri, pihaknya sudah mendigitalisasi 10% atau sekitar 241 kantor cabang sudah di konversi ke digital. Bank Mandiri memang telah meluncurkan 241 Smart Branch by Mandiri secara serentak di 89 kota maupun kabupaten dan 29 Provinsi di Indonesia.

Hal ini merupakan bentuk komitmen Bank Mandiri untuk meningkatkan kapasitas dan layanan bagi nasabah lewat pemanfaatan teknologi digital.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga telah memangkas jumlah kantor cabang tinggal hanya 8.804 kantor cabang, menurun dibandingkan akhir tahun lalu yakni sebanyak 8.993 jaringan kantor.

Baca Juga: BRI Catatkan Penjualan ORI022 Rp 1,01 Triliun

Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, secara alami, akibat adanya digitalisasi serta perubahan perilaku masyarakat menyebabkan keberadaan dan fungsi kantor cabang bank konvensional akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Pandemi yang terjadi menjadi akselerator digitalisasi tersebut, sehingga mempercepat proses yang ada.

"Ke depan, BRI akan terus melakukan penataan jaringan kerja, baik menambah atau mengurangi, agar lebih produktif dan efisien namun tetap efektif dalam memberikan layanan perbankan, kata Aes.

Menurutnya, karyawan pada kantor yang ditutup akan dialihkan kepada kantor BRI lain, atau dialihkan menjadi penyuluh digital. Terdapat tiga fungsi utama dari penyuluh digital. Pertama, mengajari masyarakat untuk membuka rekening secara digital.

Kedua, mengajari masyarakat bertransaksi secara digital. Ketiga meningkatkan literasi digital masyarakat dengan mengajari masyarakat dan mewanti-wanti, hati-hati terhadap kejahatan digital, skimming, social engineering dan lain-lain

“Saat ini transaksi digital di BRI mencapai 96,8% dari total transaksi, sementara untuk transaksi di jaringan kantor konvensional hanya bersisa sekitar 3,2%. Ke depan, kami proyeksikan transaksi di kantor konvensional akan terus menurun sesuai dengan journey digitalisasi masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Meskipun ada kantor cabang yang ditutup, BRI memastikan tetap memberikan layanan perbankan yang optimal kepada masyarakat, meskipun dilakukan penutupan maupun relokasi kantor. Saat ini BRI telah memiliki Agen BRILink sejumlah 539 ribu yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, bahkan di daerah 3T (terdepan, terluar dan terdepan). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×