Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan mulai pada beralihnya kepada layanan perbankan digital, berimbas pada penutupan ribuan kantor cabang. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat hanya 25.641 unit kantor cabang bank umum per Juni 2022.
Dalam satu tahun terakhir jumlah ini menyusut 4.058 kantor cabang dari posisi Juni 2021 yang masih mencapai 29.699 jaringan kantor cabang.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya telah memangkas jumlah kantor cabang dari per Desember 2021 sebanyak 543 unit, menjadi 529 unit per September 2022.
Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin menjelaskan, faktor penutupan kantor cabang yaitu dalam rangka meningkatkan layanan dan memenuhi kebutuhan nasabah, seiring dengan perkembangan digital banking dan program branchless banking.
Baca Juga: BTN akan Spin Off Unit Syariah ke BSI Paling Lambat Juli 2023
"Sejak tahun 2019, Bank BTN telah mengalihfungsikan layanan walk in channel ke channel digital banking, seperti mobile banking, internet banking, CRM dan ATM serta mengoptimalkan peran Agen Batara," kata Jasmin kepada kontan.co.id, Rabu (19/10).
Asal tahu saja jumlah transaksi echannel posisi Januari hingga September 2022 BTN sudah mencapai 198 juta transaksi, dan jumlah transaksi di teller per Januari hingga September 2022 mencapai 5,23 juta transaksi. Jika dibandingkan maka, transaksi e-channel mendominasi transaksi perbankan nasabah sebesar 97% dan transaksi di teller sebesar 3%.
Jasmin mengatakan, proyeksi jumlah jaringan kantor Bank BTN sesuai dengan Revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank BTN di Tahun 2022-2024, jumlah kantor cabang Bank BTN pada Desember 2022 adalah 80 Kantor Cabang dan 539 Kantor Cabang Pembantu.
"Adapun produktivitas pegawai dari outlet yang dialihfungsikan akan dioptimalkan pada unit kerja lain sesuai kebutuhan operasional Bank, sehingga tidak terjadi langkah Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pegawainya," ujar jasmin.
Ia juga menuturkan, tren pengembangan jaringan kantor tahun depan adalah fokus optimalisasi outlet jaringan kantor eksisting Bank BTN. Ke depan, distribution channel Bank BTN akan diperkuat dengan hadirnya Agen Batara yang menggunakan instrumen EDC Mini ATM dalam melayani transaksi nasabahnya.
Seperti, cek saldo, tarik tunai, setor tunai, transfer dan referral pembukaan rekening Tabungan. Menurut Jasmin, layanan Agen Batara ini akan terus diperluas sesuai dengan kebutuhan Nasabah Bank BTN.
Baca Juga: Rajin Tambah Fitur, Livin' by Mandiri Catatkan Ada 13 Juta Pengguna per September
Adapun PT Bank Mandiri Tbk juga telah menutup 42 unit kantor cabang di sepanjang tahun ini, dan hingga saat ini sudah hampir tuntas. Kendati demikian, Bank Mandiri tetap memperkuat layanan cabang yang ada dengan mentransformasi menjadi smart branches.
Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto menyampaikan, pengurangan kantor cabang di fokuskan hanya yang berdekatan, jadi yang yang jaraknya tidak sampai 1 KM di merger, tapi secara bisnis dia tidak menurun justru meningkat.
"Jadi tidak ada pengurangan karyawan, tidak ada penghentian pegawai, tidak ada turun pangkat, tidak ada turun gaji, semua di rescalling dan upscalling, bukan hanya dekat juga tetapi karena memang kita juga mau mendigitalisasi semua kantor cabang, jadi cost transaksinya lebih rendah. Tapi kita jaga tidak boleh ada pengurangan orang, hal ini jangan menjadi isu tapi malah capability orang-orang kita naikin malah dia improve," jelas Aquarius.
Aquarius mengatakan, dari 2400 cabang Bank Mandiri, pihaknya sudah mendigitalisasi 10% atau sekitar 241 kantor cabang sudah di konversi ke digital. Bank Mandiri memang telah meluncurkan 241 Smart Branch by Mandiri secara serentak di 89 kota maupun kabupaten dan 29 Provinsi di Indonesia.
Hal ini merupakan bentuk komitmen Bank Mandiri untuk meningkatkan kapasitas dan layanan bagi nasabah lewat pemanfaatan teknologi digital.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga telah memangkas jumlah kantor cabang tinggal hanya 8.804 kantor cabang, menurun dibandingkan akhir tahun lalu yakni sebanyak 8.993 jaringan kantor.
Baca Juga: BRI Catatkan Penjualan ORI022 Rp 1,01 Triliun
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, secara alami, akibat adanya digitalisasi serta perubahan perilaku masyarakat menyebabkan keberadaan dan fungsi kantor cabang bank konvensional akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Pandemi yang terjadi menjadi akselerator digitalisasi tersebut, sehingga mempercepat proses yang ada.
"Ke depan, BRI akan terus melakukan penataan jaringan kerja, baik menambah atau mengurangi, agar lebih produktif dan efisien namun tetap efektif dalam memberikan layanan perbankan, kata Aes.
Menurutnya, karyawan pada kantor yang ditutup akan dialihkan kepada kantor BRI lain, atau dialihkan menjadi penyuluh digital. Terdapat tiga fungsi utama dari penyuluh digital. Pertama, mengajari masyarakat untuk membuka rekening secara digital.
Kedua, mengajari masyarakat bertransaksi secara digital. Ketiga meningkatkan literasi digital masyarakat dengan mengajari masyarakat dan mewanti-wanti, hati-hati terhadap kejahatan digital, skimming, social engineering dan lain-lain
“Saat ini transaksi digital di BRI mencapai 96,8% dari total transaksi, sementara untuk transaksi di jaringan kantor konvensional hanya bersisa sekitar 3,2%. Ke depan, kami proyeksikan transaksi di kantor konvensional akan terus menurun sesuai dengan journey digitalisasi masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Meskipun ada kantor cabang yang ditutup, BRI memastikan tetap memberikan layanan perbankan yang optimal kepada masyarakat, meskipun dilakukan penutupan maupun relokasi kantor. Saat ini BRI telah memiliki Agen BRILink sejumlah 539 ribu yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, bahkan di daerah 3T (terdepan, terluar dan terdepan).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News