kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beralih ke premi reguler, pemasaran asuransi jiwa lewat bancassurance anjlok


Rabu, 25 September 2019 / 20:19 WIB
Beralih ke premi reguler, pemasaran asuransi jiwa lewat bancassurance anjlok
ILUSTRASI. Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemasaran asuransi jiwa melalui kanal bank atau bancassurance terus menunjukkan penurunan sejak awal tahun. Penyebabnya, pemain asuransi mengubah strategi marketing dari awalnya mengandalkan premi tunggal (single premium) ke premi berkala (regular premium).

Mengutip data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pendapatan premi asuransi jiwa melambat 3,6% yoy menjadi Rp 90,25 triliun di kuartal kedua 2019. Dari jumlah itu, premi bisnis baru (New Business Premium) mencapai Rp 54,57 triliun atau turun 8,8% yoy. Di mana kanal bancassurance berkontribusi 50,8% dan keagenan 27,5%.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengungkapkan, bahwa pendapatan premi baru dari kanal bancassurance turun 16,8% di periode ini. Pada kuartal I 2019 lalu juga turun 30,3% yoy dan terasa pada produk premi tunggal.

Baca Juga: Tanamduit incar kerja sama dengan insurtech lain untuk efektifkan proses klaim

“Bagaimanapun di Q2 2019, ada premi baru turun karena ada beberapa perusahaan asuransi jiwa anggota AAJI atau kebijakan tenaga pemasar yang tadinya lebih banyak memasarkan single premium sekarang lebih banyak ke regular premium,” terang Budi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, penjualan asuransi dari premi tunggal memang lebih tepat dan mudah melalui bank karena produk asuransi yang dipasarkan ini mirip dengan deposito. Tapi, baik dari tunggal premi atau regular premi itu kembali pada keputusan bisnis perusahaan.

PT Asuransi Simas Jiwa masih mengandalkan kanal bancassurance yang berkontribusi 95% dari total premi. Menyusul pemasaran secara langsung (direct sell), serta kanal digital walaupun porsinya masih di bawah 1%.

Baca Juga: AAJI: Peran agen masih sangat penting di tengah maraknya insurtech

Direktur Utama Asuransi Simas Jiwa, I.J Soegeng Wibowo mengatakan perseroan menargetkan perolehan premi sekitar Rp 20 triliun pada 2019. Target tersebut naik dari realisasi pendapatan premi tahun lalu, yaitu sebesar Rp 19,07 triliun.

“Kami telah memenuhi sekitar 95% dari total target premi. Mudah-mudahan di kuartal IV 2019 kami bisa kejar target dan akan terus berusaha keras. Meski demikian realisasi itu masih sesuai rencana dan teraktualisasikan,” tambahnya.  

Beberapa strategi telah dipersiapkan untuk meningkatkan perolehan premi, diantaranya mendorong distributor pemasaran gencar menjualkan produk asuransi Simas Jiwa, baik dari kanal keagenan, bancassurance maupun digital.

Baca Juga: Tunggu kepastian insentif pajak, pemain asuransi siap mendanai proyek infrastruktur

Strategi selanjutnya, melalui pemberian insentif dan tawaran menarik bagi tenaga pemasar. Di sisi lain, pemasaran kanal digital masih mini yaitu di bawah 1% dari total premi perusahaan. Biasanya, produk yang dijual di kanal ini masih terbilang sederhana, seperti asuransi kecelakaan (Simas Personal Accident).

“Kalau produk unitlink tidak bisa dipasarkan melalui kanal digital karena masih perlu tanda tangan basah. Umumnya, penjualan unitlink juga masih melalui perbankan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×