Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank milik investor Korea dan Jepang di Indonesia optimistis menyongsong tahun 2025 dengan pertumbuhan kinerja bisnis yang positif. Sejumlah bank bahkan telah membeberkan rencana bisnis bank untuk tahun 2025.
PT IBK Bank Indonesia Tbk (AGRS) atau IBK Indonesia misalnya, bank yang sahamnya digenggam oleh Industrial Bank of Korea (IBK) yang berpusat di Korea Selatan ini menargetkan penyaluran kredit tumbuh Rp 2,5 triliun dari realisasi penyaluran kreditnya di 2024.
Direktur IBK Indonesia, Lee Dae Sung menyatakan, untuk mencapai target pertumbuhan kredit di tahun 2025 mendatang yakni dengan tetap fokus menyasar segmen korporasi khususnya di industri manufaktur.
Baca Juga: IBK Bank (AGRS) Telah Penuhi Ketentuan Free Float, Kepemilikan Publik Jadi 8,51%
"Kami sebenarnya juga sudah mulai menyalurkan kredit sindikasi, dan tahun depan kami (IBK Indonesia) juga akan menjadi mandated lead arranger (MLA) yang dapat mendorong pertumbuhan kredit, walaupun tanpa sindikasi kami juga sudah bisa mendorong pertumbuhan kredit tahun depan," ungkapnya kepada Kontan saat ditemui di Publik Expose dan Investor Relation yang berlangsung di Jakarta, Selasa (10/12).
Dae Sung juga menyebut, pihaknya telah melakukan penjajakan kepada beberapa perusahaan yang mana saat ini IBK Indonesia tengah berdiskusi lebih lanjut dengan tiga perusahaan terkait kredit sindikasi tersebut.
Jika melihat realisasi penyaluran kredit IBK Indonesia secara bank only per Oktober 2024, bank milik investor Korea Selatan ini telah mencatatkan pertumbuhan kredit 15,35% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 10,86 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp Rp 9,42 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut turut mendorong pendapatan bunga bersih yang meningkat 15,9% yoy per Oktober 2024 menjadi Rp 488,67 miliar, sehingga laba bersih juga naik 11,80% yoy menjadi Rp 194,25 miliar dibandingkan tahun lalu Rp 173,74 miliar.
Tak jauh beda dengan bank milik investor Korea lainnya, PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) atau OK Bank juga optimistis pada rencana bisnis bank pada tahun 2025 mendatang, dimana bank ini menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 10% yoy.
Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah menyatakan, perseroan melihat peluang pertumbuhan kredit pada tahun 2025 di beberapa sektor ekonomi yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan antara lain infrastruktur, EBT, manufaktur, higga pariwisata.
Strategi OK Bank untuk menjaga kinerja positif di tahun 2025, antara lain dengan melakukan penguatan digital platform dengan melanjutkan investasi di bidang teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan aksesibilitas layanan dan juga customer experience.
Baca Juga: Intip Sektor dan Saham Pilihan Sekuritas Asing untuk Tahun 2025
"OK Bank juga akan melakukan diversifikasi produk dan portofolio kredit dengan lebih fokus kepada sektor yang memiliki risiko lebih rendah, mempertahankan NPL yang rendah dengan melakukan evaluasi kredit yang ketat dan pengelolaan kredit bermasalah," ungkapnya kepada Kontan
Di sisi lain, bank milik investor Jepang yakni PT Bank SMBC Indonesia Tbk juga optimistis mencapai pertumbuhan bsinsi di 2025 mendatang. Andrie Darusman, Communications and Daya Head SMBC Indonesia menyatakan, perseroan akan fokus pada seluruh segmen kredit baik kroporasi dan juga ritel.
"Tentu jelasnya SMBC melihat Indonesia sebagai market yang cukup besar dan cukup potensial, sehingga ini juga keinginan mereka untuk membuat Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar di antara negara lainnya," ungkapnya kepada Kontan saat ditemui dalam acara Media Gathering di Jakarta, Selasa (10/12).
Lebih lanjut selain fokus pada pertumbuhan bisnis, Andre menyebut bank juga akan fokus pada perubahan merek dan logo pada seluruh kantor cabang SMBC Indonesia yang ada di seluruh Indonesia secara bertahap, dan direncanakan rampung di tahun 2026.
Di lain kesempatan, sebelumnya Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar juga menyatakan, dengan penerbitan Obligasi Berkelanjutan V Bank SMBC Indonesia Tahap II Tahun 2024 dengan jumlah pokok sebesar Rp 1,39 triliun yang dilaksanakan pada Desember ini juga menjadi salah satu opsi sumber pendanaan bank dalam memacu pertumbuhan kreditnya di tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News