Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit konsumsi terangkat pemulihan ekonomi dan terkendalinya pandemi Covid-19. Bank Indonesia (BI) mencatatkan kredit konsumsi naik 6,4% year on year (yoy) menjadi Rp 1.718,5 triliun per April 2022.
Hal ini didorong oleh penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 4,9% yoy menjadi Rp 107,1 triliun dan Kredit Multiguna naik 4,5% menjadi Rp 1.000,3 triliun. Sedangkan pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh di level 10% yoy menjadi Rp 611,1 triliun.
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) mencatatkan penyaluran kredit konsumsi per April 2022 mengalami pertumbuhan sebesar Rp 266 miliar yang didominasi oleh produk multiguna. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Iswanto Darus menyatakan potensi untuk kredit konsumtif masih sangat terbuka dengan target Rp 906 miliar di tahun.
“Untuk mencapai target tersebut, Bank Sumut mendigitalisasi proses kredit konsumtif melalui aplikasi KMG online dimana calon debitur khususnya ASN dapat langsung mengajukan permohonan kredit melalui aplikasi yang ada di smartphone. Juga mengadakan program referral dari agen Sumut Link dan program member get member,” paparnya kepada Kontan.co.id pada Kamis (16/6).
Baca Juga: Amartha Gandeng BPR Utomo Manunggal Sejahtera, Salurkan Modal Rp 50 Miliar untuk UMKM
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencermati penyaluran kredit ke segmen konsumsi terus mengalami perbaikan, seiring membaiknya daya beli dan pertumbuhan ekonomi. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan kredit ini naik 9,33% yoy menjadi Rp 94,3 triliun per April 2022.
“Kami optimis sejalan dengan tren yang terus membaik serta ditopang oleh sederet kebijakan Pemerintah dan regulator, pertumbuhan kredit konsumer dapat lebih baik dibandingkan realisasi tahun lalu,” ujarnya kepada Kontan.co.id.
Tak mau kalah, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank Bjb) menyatakan secara keseluruhan, kredit mampu tumbuh 9,6% yoy per April 2022. Direktur Utama Bank Bjb Yuddy Renaldi menyebut kredit korporasi merupakan segmen dengan permintaan yang paling tinggi saat ini.
“Karena dengan banyaknya sindikasi dan kebutuhan modal kerja utamanya dari sisi supply. Sedangkan dari sisi demand, konsumsi masyarakat yang sudah terlihat bertumbuh permintaannya ada pada segmen KPR, dimana sampai dengan April 2022 telah tumbuh di atas 16% yoy,” paparnya kepada Kontan.co.id.
Ia melihat kredit konsumsi akan terus bertumbuh dengan peningkatan permintaan secara gradual. Seiring dengan meningkatnya keyakinan masyarakat untuk melakukan konsumsi.
Baca Juga: Diantisipasi Pasar, Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Transaksi Valas di Bank Mandiri
“Di tahun ini sendiri kami memproyeksikan pertumbuhan kredit secara total pada level 9-10%,” paparnya.
Begitu pun dengan pembiayaan konsumer pada bank syariah. PT Bank Syariah Indonesia Tbk telah menyalurkan pembiayaan konsumer sebesar Rp 15 triliun. Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyebut dengan kinerja itu portofolio pembiayaan konsumer naik 20% yot mencapai Rp 91 triliun per April 2022.
“Dimana semua produk pembiayaan konsumer BSI mengalami pertumbuhan. Alhamdulillah berdasarkan realisasi per April 2022 tersebut, kami optimis dapat melampaui target RBB pembiayaan konsumer kami sebesar Rp 98 triliun,” ucap Anton kepada Kontan.co.id.
Guna mencapainya, BSI berfokus pada pembiayaan yang memiliki resilience yang terbukti mampu memberikan hasil optimal serta kualitas pembiayaan yang baik. Juga membuat program-program untuk nasabah seperti BSI Griya Simuda, BSI Griya Mabrur, BSI Pra Pensiun, BSI Mitraguna Isi Rumah dan Pembiayaan BSI Oto dengan price khusus.
“Adapun segmen nasabah yang disasar yakni profil nasabah yang memiliki kualitas baik dari sisi pendapatan sebagai fix income seperti pegawai instansi pemerintah dan swasta serta mempercepat layanan kami dengan digitalisasi proses pembiayaan,” jelasnya.
Lanjutnya, BSI juga akan memperkuat kinerja perusahaan melalui 9 segmen utama pengembangan ekosistem Islam. Mulai dari optimalisasi ekosistem masjid, haji dan umroh, ZISWAF, lembaga pendidikan berbasis islam, industri fesyen dan e-commerce, industri makanan dan minuman, kesehatan, ekspor impor, hingga wisata halal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News