kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bersaing dengan fintech, Pegadaian kembangkan inovasi produk dan saluran layanan


Selasa, 24 September 2019 / 09:39 WIB
Bersaing dengan fintech, Pegadaian kembangkan inovasi produk dan saluran layanan
ILUSTRASI. Pegadaian jalin kerja sama dengan 22 mitra strategis


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak mau kalah dari layanan fintech peer to peer (P2P) Lending, PT Pegadaian (Persero) menjawab tantangan itu melalui pengembangan inovasi dari sisi produk dan saluran (channel) layanan agar bisa bersaing.

Direktur Utama Pegadain Kuswiyoto menyatakan dua inovasi tersebut tengah dijalankan oleh perseroan. Adapun inovasi produk yang dihadirkan kepada nasabah seperti Gadai Tabungan Emas, Gadai on Demand, Gadai Efek (Saham & Obligasi), G-Cash, Gold Card, Digital Lending, Arrum Umroh, dan Rahn Tasjily Tanah.

Baca Juga: Pegadaian gandeng perusahaan digital untuk tingkatkan layanan

"Sedangkan inovasi channel layanan, bermanfaat dalam meningkatkan inklusi keuangan, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan produktivitas karyawan, efisiensi biaya sehingga tarif lebih kompetitif, meningkatkan sinergi (bersifat mutualisme), dan meningkatkan transaksi," jelas Kuswiyoto, Senin (23/9).

Kedua inovasi ini terus dilakukan oleh perusahaan untuk menjawab tantangan-tantangan dari pesaingnya di luar sana, sehingga menjadikan Pegadaian sebagai perusahaan yang menarik untuk nasabah maupun partner bisnis perusahaan.

Kuswiyoto menyebut bila manfaat kedua inovasi tersebut sudah terlihat dari jumlah outlet Pegadaian yang saat ini telah mencapai lebih dari 4.100 outlet, jumlah agen pegadaian yang lebih dari 9.600 jiwa.

Pegadaian juga menjalin sinergi dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Swasta, dan Lembaga Pemerintahan. Sampai saat ini, Pegadaian sudah menggandeng 19 BUMN atau swasta di lebih dari 1.800 sales force, serta lebih dari 13.400 karyawan (program EGC), dan lebih dari 1 juta pengguna Pegadaian Digital.

Pengembangan inovasi itu sukses mengerek kinerja perseroan. Hal ini terlihat dari realisasi per Juli 2019 yang sudah mendekati target, di mana realisasi Kredit Cepat Aman (KCA) telah mencapai Rp 28.651 miliar dari target Rp 29.242 miliar, kemudian realisasi produk Krasida sebesar Rp 1.138 miliar dari Rp 1.069 miliar, Rahn realisasi Rp 4.588 miliar dari target Rp 4.503 miliar.

Baca Juga: Ingin lebih mengenal fintech? Datang saja ke Indonesia FinTech Summit and Expo 2019

Menyusul realisasi Arrum sebesar Rp 1.418 miliar dari target Rp 1.067 miliar, Kreasi mencapai Rp 4.910 miliar dari target Rp 4.309 miliar, Amanah realisasi Rp 2.217 miliar dari target Rp 1.943 miliar, sedangkan raihan Kresna sebesar Rp 744 miliar dari target Rp765 miliar, dan Mulia realisasi Rp 347 miliar dari target Rp 509 miliar.

Pada era industri keuangan digital seperti sekarang ini banyak sekali perusahaan yang menawarkan layanan sistem pendanaan cepat seperti fintech P2P Lending yang mendorong masyarakat Indonesia lebih tertarik memanfaatkan model pendanaan cepat dibandingkan menggadaikan barang.

Adanya tren perilaku seperti itu membuat Pegadaian berupaya meningkatkan potensi perusahaan dengan mengembangkan inovasi dan sinergitas antar perusahaan. Selain itu juga terus menyelaraskan dengan perkembangan keuangan digital. Langkah ini perlu dilakukan agar masyarakat tetap menggunakan jasa dan manfaat layanan yang ada di Pegadaian.

Baca Juga: Bisnis dari Pegadaian terus menurun dihantam fintech P2P dan KUR

"Kami menargetkan Pegadaian sebagai perusahaan finansial terbaik di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat Indonesia," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×