kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Bersiap, bunga kredit rumah murah bakal naik


Jumat, 05 Agustus 2016 / 16:34 WIB
Bersiap, bunga kredit rumah murah bakal naik


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Suku bunga kredit untuk rumah murah bakal berubah. Pasalnya, tahun 2017 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) berencana untuk merubah komposisi pembiayaan rumah murah menjadi 60% ditanggung pemerintah dan 40% ditanggung perbankan. Sebelumnya 90% ditanggung pemerintah dan 10% ditanggung bank.

Bank Tabungan Negara (BTN) selaku pemain utama Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tetap akan berkontribusi besar untuk membiayai rumah murah meskipun komposisi pembiayaan berubah. Tentunya, rencana kenaikan dana tanggungan bank untuk FLPP akan mengerek kenaikan bunga kredit.

“Yang penting margin bank bisa dijaga di sekitar 3,5% untuk menutup overhead cost, risk premium, premi asuransi kredit dan profit margin minimal bagi BTN,” kata Direktur Keuangan dan Treasuri BTN Iman Nugroho Soeko, kepada KONTAN, Jumat (5/8). Agar margin minimal bank terjaga tentu angka suku bunga kredit akan ada di kisaran 5%-7%.

Harapannya, tingkat bunga kredit untuk FLPP condong ke batas 5% seiring dengan penurunan biaya dana atau cost of fund bank atas dorong regulator dalam penerapan batas atas (capping) bunga deposito dan penyesuaian suku bunga acuan atau BI rate. “Jika komposisi dana bank naik maka akan lebih banyak dana FLPP yang tersedia untuk membiayai unit rumah,” jelasnya.

Direktur Konsumer Bank Negara Indonesia (BNI) Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, porsi bank yang akan naik dalam memberikan pembiayaan rumah FLPP tentu akan merubah komposisi tingkat suku bunga. “Tentu perlu dikalkulasi kembali namun kami belum dapat menghitung nilainya,” ujar Anggoro.

Berdasarkan data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) sejak tahun 2010 hingga Juni 2016 total penyaluran FLPP mencapai Rp 23,28 triliun untuk pembangunan rumah sebanyak 444.605 unit rumah. Sedangkan, dana FLPP yang belum dicairkan senilai Rp 29,50 triliun hingga Juni 2016.

Selama enam tahun terakhir, BTN tercatat paling besar menyalurkan FLPP. BTN telah menyalurkan KPR untuk 396.620 unit rumah. Iman menambahkan, untuk tahun 2016, realisasi KPR subsidi BTN mencapai 76.062 unit per Juni 2016 dengan target menyalurkan KPR untuk 150.000 unit hingga 160.000 unit di akhir tahun 2016.

Bank lain tercatat BTN Syariah menyalurkan KPR untuk 27.342 unit, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah telah menyalurkan KPR untuk 7.462 unit, Bank Negara Indonesia (BNI) menyalurkan KPR untuk 4.283 unit.

Diikuti, Bank Mandiri 2.657 unit, Bank Bukopin 1.906 unit, BRI 893 unit, Bank Mandiri Syariah 367 unit, dan Bank Artha Graha 407 unit. Sementara itu, 15 Bank Pembangunan Daerah (BPD) menyalurkan KPR untuk 2.668 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×