kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

BFI Finance Salurkan Pembiayaan Baru Rp 5,9 Triliun pada Kuartal I-2025


Minggu, 27 April 2025 / 14:27 WIB
BFI Finance Salurkan Pembiayaan Baru Rp 5,9 Triliun pada Kuartal I-2025
ILUSTRASI. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 5,9 triliun di tiga bulan pertama tahun 2025. KONTAN/Baihaki/3/12/2024


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 5,9 triliun di tiga bulan pertama tahun 2025.

Presiden Direktur BFI Finance Sutadi menjelaskan, jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 23,6% secara tahunan atau year on year (YoY). Segmen pembiayaan berjaminan BPKB roda empat mencatat pertumbuhan paling tinggi.

"Peningkatan penyaluran pembiayaan baru tertinggi berasal dari segmen pembiayaan berjaminan BPKB roda empat dengan nama produk BFI Dana Express mobil sebesar 31,3% YoY," ujar Sutadi dalam keterangan resminya, Jumat (25/4).

Baca Juga: BFI Finance (BFIN) Mendapat Fasilitas Kredit dari BCA Sebesar Rp 2,8 Triliun

Adapun secara porsi, pembiayaan berjaminan BPKB roda empat dan roda dua mendominasi piutang dikelola perusahaan sebesar 60%, diikuti oleh pembiayaan untuk pengadaan kendaraan roda empat (bekas dan baru) sebeesar 16,3%.

Kemudian untuk pembiayaan alat berat dan mesin berkontribusi sebesar 14,8%, pembiayaan berjaminan sertifikat properti dengan kontribusi 4,9%, terakhir yakni pembiayaan syariah serta lainnya memiliki porsi 4% terhadap total portofolio perusahan.

Baca Juga: BFI Finance Optimistis Pembiayaan Alat Berat Tumbuh pada 2025

Terlepas dari pertumbuhan tersebut, Sutadi bilang perusahaan tetap waspada dalam mengelola kualitas portofolionya dengan melakukan peningkatan kendali terhadap underwriting kredit.

Alhasil rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) per 31 Maret 2025 tercatat 0,22%. Persentase NPF ini di bawah rata-rata data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berada di posisi 0,92% per Februari 2025.

"Performa sepanjang kuartal pertama tahun ini dari kelolaan manajemen risiko serta efisiensi biaya yang kami lakukan untuk menunjang profitabilitas," lanjut Sutadi.

Selanjutnya: Soal Pungli Ormas di Pabrik Subang, Apindo Soroti Urgensi Perlindungan Hukum

Menarik Dibaca: iPhone 11 Pro Masih Populer, Cek Kelebihan yang Menjadikannya Ponsel Terbaik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×