kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

BFI Finance Salurkan Pembiayaan Baru Rp 5,9 Triliun pada Kuartal I-2025


Minggu, 27 April 2025 / 14:27 WIB
BFI Finance Salurkan Pembiayaan Baru Rp 5,9 Triliun pada Kuartal I-2025
ILUSTRASI. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 5,9 triliun di tiga bulan pertama tahun 2025. KONTAN/Baihaki/3/12/2024


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 5,9 triliun di tiga bulan pertama tahun 2025.

Presiden Direktur BFI Finance Sutadi menjelaskan, jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 23,6% secara tahunan atau year on year (YoY). Segmen pembiayaan berjaminan BPKB roda empat mencatat pertumbuhan paling tinggi.

"Peningkatan penyaluran pembiayaan baru tertinggi berasal dari segmen pembiayaan berjaminan BPKB roda empat dengan nama produk BFI Dana Express mobil sebesar 31,3% YoY," ujar Sutadi dalam keterangan resminya, Jumat (25/4).

Baca Juga: BFI Finance (BFIN) Mendapat Fasilitas Kredit dari BCA Sebesar Rp 2,8 Triliun

Adapun secara porsi, pembiayaan berjaminan BPKB roda empat dan roda dua mendominasi piutang dikelola perusahaan sebesar 60%, diikuti oleh pembiayaan untuk pengadaan kendaraan roda empat (bekas dan baru) sebeesar 16,3%.

Kemudian untuk pembiayaan alat berat dan mesin berkontribusi sebesar 14,8%, pembiayaan berjaminan sertifikat properti dengan kontribusi 4,9%, terakhir yakni pembiayaan syariah serta lainnya memiliki porsi 4% terhadap total portofolio perusahan.

Baca Juga: BFI Finance Optimistis Pembiayaan Alat Berat Tumbuh pada 2025

Terlepas dari pertumbuhan tersebut, Sutadi bilang perusahaan tetap waspada dalam mengelola kualitas portofolionya dengan melakukan peningkatan kendali terhadap underwriting kredit.

Alhasil rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) per 31 Maret 2025 tercatat 0,22%. Persentase NPF ini di bawah rata-rata data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berada di posisi 0,92% per Februari 2025.

"Performa sepanjang kuartal pertama tahun ini dari kelolaan manajemen risiko serta efisiensi biaya yang kami lakukan untuk menunjang profitabilitas," lanjut Sutadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×