kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BFI Terkena Serangan Siber, Pengamat: Perlu Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh


Kamis, 25 Mei 2023 / 15:56 WIB
BFI Terkena Serangan Siber, Pengamat: Perlu Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembayaran kredit di kantor cabang BFI Finance Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (14/10/2022). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/14/10/2022.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) baru-baru ini mendapatkan serangan siber. Hal itu membuat layanan BFI Finance terpaksa dihentikan dan mengakibatkan para nasabah tak bisa mengakses layanan perusahaan tersebut.

Terkait hal itu, Pengamat Teknologi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan BFI Finance cukup fair mengakui bahwa mereka terkena serangan siber.  Namun, dia beranggapan BFI Finance perlu segera melakukan audit forensik atau pemeriksaan secara keseluruhan terkait serangan siber tersebut. 

"Masuk serangan dari mana? Siapa yang melakukan? Data apa saja yang berpotensi bocor," ucap dia, Kamis (25/5).

Menurut dia, apabila serangan siber tak diselesaikan, tentu akan menimbulkan bermacam masalah, seperti layanan yang tidak bisa diakses nasabah, tampilan, aplikasi, dan data transaksi bisa saja diubah. Selain itu, data transaksi, perusahaan, dan nasabah juga berisiko besar dicuri para pelaku.

Baca Juga: Nasabah Keluhkan Layanan Eror, BFI Finance Sebut Ada Serangan Siber

Heru menyampaikan sistem BFI Finance yang di-switch saat kejadian serangan siber perlu diwaspadai juga oleh perusahaan. 

"Kalau sistem di switch off sebelum peretasan, mungkin aman, kalau setelah peretasan, kemungkinan besar tidak aman karena kejadian sudah berlangsung. Sama saja rumah dicuri habis itu pintu gerbang ditutup, pencuri sudah kabur dan bawa curian. Memang ada potensi aman apabila penjahat siber belum melakukan apa-apa atau pencurian masih belum selesai dilakukan," kata dia.

Heru pun berpendapat jika tak diperiksa secara menyeluruh, ada potensi data telah dicuri dan ujung-ujungnya nanti meminta tebusan.

Menurut dia, dengan kejadian kali ini dan BSI,  mengindikasikan sektor keuangan Indonesia masih dalam bahaya ancaman kejahatan siber yang lebih besar dan masif. Oleh karena itu, dia mengatakan perlu adanya upaya pencegahan yang jelas dari perusahaan maupun otoritas agar hal tersebut tak terulang lagi.

"Jika kejahatan siber mengacak-acak sektor keuangan, tidak hanya konsumen yang dirugikan karena data dicuri, tetapi juga kredibilitas dan kepercayaan terhadap perusahaan akan terganggu," ungkap dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×