kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI akan kembangkan instrumen repo


Minggu, 05 Juni 2016 / 14:15 WIB
BI akan kembangkan instrumen repo


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memprediksi transaksi repurchase agreement (repo) antarperbankan mengalami pertumbuhan di tahun ini. 

Untuk itu, BI membidik transaksi repo bisa mencapai Rp 800 miliar dengan memperluas basis jaminan, yang saat ini masih Surat Berharga Negara (SBN).

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, BI akan mengembangkan instrument yang dapat dijadikan jaminan transaksi Repo tersebut. 

“Bukan hanya berbasis surat berharga atau treding valas, tapi juga berdasarkan SBN, tapi kedepannya bisa disiapkan isntrumen lebih jauh dan intrumennya bisa di kembangkan,” katanya saat ditemui KONTAN, akhir pekan lalu.

Setelah peraturan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) di rilis pada awal tahun 2016, transaksi Repo mengalami penuruan dari Rp 600 Miliar per hari, menjadi tidak ada transaksi pada minggu pertama bulan Januari.

“Jadi saya lihat ini masalah sosialisasi, meski sudah ada GMRA perbankan harus mempersiapkan koresponden lines. Jadi saya lihat untuk kegiatan pendalaman pasar keuangan dilevel pertama ini adalah mengaktifkan transaksi antar bank itu,” ujar Agus.

Agus melanjutkan, masih banyak perbankan yang belum melakukan pendandatanganan GMRA. Hal ini menjadi potensi yang besar bahwa transaksi Repo akan terus tumbuh. 

“Saya tidak melihat bahwa transaksi itu kemudian akan turun, justru akan meningkat terus. Dan itu bukan hanya transaksi rupiah tapi juga termasuk valas,” imbuhnya.

Menurut data BI, dari 116 bank yang yang ada di Indonesia, terdapat 54 bank yang sudah menandatangani GMRA, tapi yang baru melakukan transaksi itu hanya 12 bank dimana terdapat bank umum kelompok usaha (BUKU) IV yang melakukan transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×