kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI akan memangkas profit margin bank


Jumat, 18 November 2011 / 08:13 WIB
BI akan memangkas profit margin bank
ILUSTRASI. Orang yang menderita Covid-19 yang berkepanjangan melaporkan adanya gejala baru yang mereka rasakan, yakni parosmia, halusinasi mencium bau menyengat. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.


Reporter: Nurul Qolbi, Nina Dwiantika |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus melakukan upaya agar perbankan menurunkan bunga kredit. Tak hanya menekan bank agar bekerja lebih efisien, kini wasit perbankan itu juga akan meminta bank menurunkan profit margin hingga batas wajar.

Langkah kuda ini berpotensi mempengaruhi perolehan laba bank. Ujungnya, menurunkan setoran dividen kepada pemegang saham.

Profit margin merupakan salah satu komponen pembentuk bunga, selain biaya dana, biaya operasional dan premi risiko (Harian KONTAN 17 November 2011). Komponen ini mencerminkan rencana bank dan target dividen. Angka wajarnya terlihat dari target dividen dan bisnis

Misalnya, bank tidak efisien karena teknologinya kuno, bank perlu investasi. Lantaran pemilik tidak menambah modal, bank kemudian menetapkan margin lebih tinggi dari rata-rata. Ini wajar. Lain jika margin tinggi karena pemilik meminta dividen besar.

BI menilai, kini profit margin bank ketinggian, cenderung meningkat dan irasional. Ada beberapa bank yang menetapkan margin tinggi bukan untuk ekspansi, melainkan melayani pemodal.

Menurut Perry Warjiyo, Direktur Riset dan Kebijakan Moneter BI, rata-rata profit margin perbankan Indonesia saat ini 1,7%. Sembilan tahun silam, saat perbankan baru lepas dari krisis, rata-rata profit margin sebesar 1,5%.

Menurut sumber KONTAN di perbankan, saat ini, profit margin harusnya lebih rendah lagi. Situasi ekonomi relatif lebih baik dan bank sudah melewati fase tersulit. Bank juga tidak lagi jor-joran ekspansi. Perubahan biaya dana, overhead cost dan premi risiko saja tak cukup menggiring bunga kredit turun. "Profit margin dan premi risiko adalah komponen yang ditentukan sendiri oleh bank. BI harus meminta itu diturunkan," kata pengamat perbankan, Paul Sutaryono.

BI belum bersedia menjelaskan langkah teknis pengaturan margin itu. Tapi para bankir menilai, cara ini sulit terlaksana. Perhitungan rasio ini bagian target perhitungan laba yang merupakan hasil kesepakatan pemegang saham dan perusahaan. Selain itu, bank perlu menetapkan margin sesuai kebutuhan ekspansi tahun depan.

Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN), Saut Pardede mengatakan, dari suku bunga kredit, pihaknya hanya mengambil profit margin sebesar 1,5%. "Jadi dari total seluruh biaya kredit akan ada tambahan 1,5%," kata Saut, Kamis (17/11).

Menurut Saut, kalau bank menurunkan margin keuntungan, target return on equity (ROE) akan turun. Nah penurunan ini akan berdampak pada harga saham bank yang juga ikutan melorot. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×