CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

BI akan standardisasi kerja sama antara fintech dan BPR


Senin, 23 September 2019 / 19:51 WIB
BI akan standardisasi kerja sama antara fintech dan BPR
ILUSTRASI. Ilustrasi Fintech


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyambut positif kerja sama antara fintech dengan bank perkreditan rakyat (BPR). Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem pembayaran BI Filianingsih Hendarta menyatakan fintech dan perbankan bisa melakukan kolaborasi.

“Mereka bisa saling open API datanya. Sekarang pun sudah banyak kerja samanya. Tidak masalah fintech dan BPR bila menjalin kerja sama. Nantinya kita akan standardisasi sehingga ada perjanjiannya terstandar, kode etiknya standar, jadi lebih enak,” ujar Filianingsih di sela-sela Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2019 pada Senin (23/9).

Baca Juga: Dikabarkan raup pendanaan US$ 8,5 juta dari Access Ventures, ini kata Akseleran

Hal ini seiring dengan upaya BI dalam mendorong integrasi keuangan ekonomi keuangan digital. Filianingsih menyatakan hal ini dilakukan seiring dengan menjalan fungsi BI terutama mengenai stabilitas moneter dan stabilitas makroprudensial.

Ia menyebut BI telah memiliki working group open API. Juga mendorong digitalisasi perbankan. Lantaran sistem keuangan Indonesia masih didominasi oleh bank 80% oleh perbankan.

Ia menilai sebagai pemain besar maka yang harus didigitalisasi duluan adalah perbankan. Sedangkan fintech BI nilai sebagai  pemain baru untuk dorong ekonomi keuangan digital.

Lanjut Ia, kolaborasi antara bank dengan fintech dapat membuat bank lebih efisien. Lantaran bank tidak perlu membuka cabang di daerah-daerah kecil. Peran ini bisa dibantu dengan fintech peer to peer lending yang menyasar segmen nasabah kelas bawah.

Bank Indonesia mengakui fintech menawarkan inovasi bagi inklusi keuangan. Namun perlu diimbangi dengan prinsip kehati-hatian dan anti pencucian uang serta anti terorisme.

Baca Juga: Jalin kerja sama strategis, OVO punya investasi di Bareksa?

Lanjut Ia, menekankan BI akan terus menerapkan kepentingan nasional. Artinya bila pemain fintech Indonesia bekerja sama dengan asing, maka harus saling menguntungkan bagi pemain lokal.

“Jangan sampai kita jadi pekerja di rumah sendiri. Kira harus jadi tuan rumah di tempat sendiri. Bisa kita lihat, tidak ada tempat seindah Indonesia. Ibaratnya itu kita sebagai gadis cantik yang memikat. Sehingga kita harus menjaga nasional interest,” pungkas Filianingsih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×