Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bank Indonesia mengungkapkan, cadangan devisa Indonesia tersedia bukan dalam bentuk uang kertas melainkan dalam bentuk surat berharga yang dikeluarkan sejumlah negara. Hal tersebut dilakukan, agar cadangan devisa memiliki imbal hasil yang pasti.
"Kalau berupa uang kertas ya tidak ada hasilnya. Masa kami beli dollar diletakkan di lemari," kata Gubernur BI Darmin Nasution saat ditemui di Jakarta Selasa (10/7).
Lebih lanjut, Darmin bilang, saat ini pihaknya memiliki surat berharga yang dikeluarkan beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru, Inggris, Kanada, dan Jerman.
Rencananya, koleksi surat berharga itu akan bertambah setelah Indonesia membeli surat berharga dari Dana Moneter Internasional (IMF). Surat berharga dari IMF itu dipastikan memiliki nilai ekonomis sama seperti surat berharga lainnya yang berasal dari negara-negara Eropa.
"Sebenarnya ini menjadi berita karena IMF. Ini sama kalau kami beli surat berharga milik Australia. Bedanya kalau surat berharga dari Australia membelinya pasar, kalau yang ini belinya dari IMF, melalui bilateral arrangement," tegas Darmin.
Untuk bunga yang akan ditetapkan IMF, Darmin menjelaskan, akan tetap menguntungkan asal bukan nol persen. Selama ini, yield yang ditawarkan dari surat berharga AS hanya 0,25%. "Kami tetap ambil disana karena dianggap save heaven, aman," tambahnya.
Darmin menggarisbawahi, penempatan cadangan devisa surat berharga itu sama sekali tidak akan mengurai cadangan devisa Indonesia. Karena selama ini yang bergerak hanya fluktuasi nilai mata uang saja. "Jadi penempatan cadangan devisa dalam dollar itu tidak mengurangi cadangan devisa sama sekali," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News