kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI-Fast Telah Mengubah Peta Transaksi Sistem Pembayaran


Minggu, 09 April 2023 / 15:48 WIB
BI-Fast Telah Mengubah Peta Transaksi Sistem Pembayaran
ILUSTRASI. Meski Lebih Murah, BI-Fast dan Peserta Harus Tingkatkan Layanan dan Kesiapan Saat Jumlah Transaksi Membludak. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran layanan BI-Fast yang lebih murah telah mengubah peta transaksi sistem pembayaran. Kendati demikian, beberapa waktu lalu layanan ini sempat mengalami gangguan sehingga proses pengiriman uang oleh masyarakat sempat terganggu. 

Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso mengklaim sejauh tidak ada transaksi BI-Fast yang gagal. Hanya beberapa pelaku ataupun penyedia layanan BI-Fast yang belum siap melayani lonjakan transaksi. 

Santoso memberikan analogi, BI-Fast sebagai sistem milik Bank Indonesia (BI), tapi ada yang pelaku yang mengirim dan menerima. BI sudah memproyeksikan jumlah kapasitas transaksi, namun pelaku tidak siap ketika terjadi pengiriman dan penerimaan transaksi yang besar. 

“Ketika tidak siap, maka layanan ke beberapa bank tertentu menjadi macet, otomatis nasabah dirugikan. Namun, nasabah juga tidak tahu bank mana yang menjadi penyebab macet,” ujar Santoso belum lama ini. 

Baca Juga: Layanan BI-Fast Kerap Alami Gangguan Gara-Gara Jumlah Transaksi yang Sangat Besar

Guna memecahkan masalah itu, Santoso menilai semua pelaku BI-Fast harus memiliki kemampuan untuk memprediksi jumlah transaksi yang akan terjadi. Misalnya, saat jumlah hari kerja efektif dalam satu bulan juga ikut mempengaruhi. 

Namun, ia memprediksi transaksi pada momentum lebaran akan berjalan normal karena hanya ada transaksi dari segmen ritel. Sedangkan segmen wholesale biasanya tidak terlalu tinggi di momen liburan. 

Adapun  SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengakui memang ada saja sedikit kendala tekait sistem BI-Fast. Kendati demikian, ia menyebut paling penting bank mampu memitigasi dan mengantisipasi jika kendala itu terjadi

“Tidak hanya untuk layanan BI Fast, Bank Mandiri memiliki beberapa langkah antisipasi adanya downtime, misalnya saat dilakukan maintenance system, di antaranya dengan mengalihkan transaksi ke metode lainnya. Kalau berbicara terkait downtime BI Fast, kami bisa memiliki alternatif solusi misalnya melalui transfer online via switching, SKN, atau RTGS, jadi kita bisa sesuaikan dengan kebutuhannya,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada pekan lalu. .

Lanjut ia, Bank Mandiri merupakan salah satu Bank yang pertama kali mengimplementasikan transaksi BI Fast pada channel mobile banking melalui super Apps Livin' Bank Mandiri. Sehingga Bank Mandiri menjadi Bank dengan transaksi BI Fast terbanyak secara jumlah transaksi maupun volume.

“Transaksi BI Fast pada Livin by Mandiri di tahun 2022 mencapai lebih dari 250 Juta Transaksi dengan nilai transaksi lebih dari Rp 750 Triliun. Hingga Februari 2023, transaksi BI Fast di Livin by Mandiri didominasi oleh nasabah perorangan dan transaksi tumbuh hampir 200% YoY serta nilai transaksi tumbuh di atas 175% YoY. Ini menunjukkan bahwa transaksi transfer BI Fast di tahun 2023 semakin meningkat,” tuturnya. 

Baca Juga: BI Berencana Terapkan Sistem Fast Payment dengan Negara Lain Pada Tahun Depan

Ke depannya Bank Mandiri melihat, tren transaksi transfer BI Fast tahun 2023 akan semakin meningkat dibandingkan di tahun 2022. Bank Mandiri menargetkan transaksi BI Fast sampai akhir tahun 2023 akan mencapai lebih dari 300 Juta transaksi, tumbuh sekitar 25% YoY dibandingkan dengan tahun 2022.

Sedangkan Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono menyatakan saat ini fokus dalam perluasan layanan BI-Fast dan juga jumlah pesertanya. Saat ini, layanan BI-Fast baru bisa digunakan untuk transfer credit. 

Pada pertengahan tahun, BI akan menambah beberapa layanan baru yakni direct debit, bulk credit atau transfer dalam jumlah besar, dan request payment. Juda bilang, dengan tambahan layanan itu maka korporasi akan semakin banyak menggunakan layanan BI-Fast. 

Per 20 Maret 2023, ada 16 tambahan peserta BI-Fast yang masuk lewat gelombang VI yang terdiri dari 14 bank dan dua non bank. Sehingga total pesertanya saat ini sudah 122 yang mewakili 94% pangsa pasar pembayaran ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×